⚠️Warning for mature content⚠️
Please be a wise reader!
Thank you***
Tidak akan ada yang dapat mengusik seorang Lalisa ketika seluruh fokusnya sudah tertuju pada satu tujuan. Bahkan musik menggelegar sekarang pun sudah seperti dengingan nyamuk usil.Sejujurnya, kepala Lisa sudah separuh pening karena alkohol. Ditambah lagi, ekspresinya itu terlukis tidak begitu baik, seolah ada api imajiner sedang menyala membara disekitarnya.
Temannya, Taemu, sempat menyuarakan tawa yang ringan. Dalam pandangan lelaki berambut merah bata itu, Lisa sedang dibakar api cemburunya sendiri. Lelaki dengan umur yang akan menyentuh kepala tiga itu melirik ke arah meja seberang, dimana disana ada sosok lelaki bernama Jungkook yang sedang duduk di sebuah sofa setengah lingkar sambil memangku wanita berambut pirang.
"Hei, Lili." Panggilnya akrab. "Lebih baik kau datangi saja dia. Kalau kau terus tatapi seperti itu, aku rasa kepala Jungkook bisa berlubang."
Lisa melirik Taemu sinis. Kemudian ia raih gelas di ujung meja dan ia habiskan isinya hingga tak bersisa. Biarkan efek panas minuman itu membakar tenggorokannya. "Diam." Lisa mendengus. "Aku sebal sekali sekarang." Lisa menetralkan nafas. "Jungkook itu bodoh. Sangat bodoh. Dia hanya menggunakan otaknya untuk uang dan bisnis, tapi malah bodoh sekali kalau sudah tentang dengan wanita."
Taemu tergelak. Dalam hidupnya, ini pertama kalinya dia mendengar Jungkook dikatai bodoh. "Kalau dia dengar, aku yakin dia akan memasang wajah kesal. Memangnya kenapa dengan wanita itu?"
Lisa lirik meja seberang jengkel. "Dia wanita penjilat asal kau tahu. Kemarin kulihat dia mesra-mesraan dengan tuan Nam dan sekarang targetnya jatuh pada si bodoh Jungkook." Kata Lisa lagi, kini ia membawa tubuhnya memutar, total membelakangi sahabatnya, Jungkook, yang tampak bersenang-senang di sisi lain.
Taemu mendekat ke Lisa dan berbicara sedikit pelan tepat di depan telinga Lisa. Mungkin kalau Lisa bergerak sedikit saja, lelaki itu akan berhasil mencium daun telinganya. Entah apa tujuannya melakukan itu, Lisa tidak begitu memikirkan. "Lalu, kenapa kau tidak beri tahu saja sahabatmu itu? Kalian 'kan dekat. Dia pasti mendengarkan."
Lisa mengesah, ia mulai memainkan gelas tadi di tangannya. "Dia tak akan mendengarkan."
"Kenapa begitu?" Taemu menjauh.
Mata karamel Lisa melirik ke sisi Jungkook sesaat. "Kami bertengkar."
Lelaki disebelahnya mengangguk-angguk, tak mau bertanya lebih jauh sebab wajah Lisa yang sudah berubah kecut. "Sudahlah, tak ada gunanya aku memikirkan si bodoh itu."
Taemu mengedikan bahu. Kemudian Lisa berdiri dan merapikan tatanan rambut hitamnya.
"Mau kemana? Jangan jauh-jauh dariku." Ujar Taemu sambil menatap Lisa yang sekarang akan bergerak mau pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part | Lizkook
Fanfiction[ Oneshoots ] !! Be a wise reader ❝ Jungkook itu ada untuk Lisa dan Lisa juga ada untuk Jungkook. Sekiranya itulah yang mereka percaya, meski banyaknya pahit-manis yang menyertai.❞ ~ Ini hanya kisah di berbagai universe yang berbeda, dimana Jungkoo...