Part 2; Rembulan dan Matahari

2.8K 248 4
                                    

+++

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+++

Namanya Lalisa, dia itu tidak bisa melihat karena kecelakaan parah di rumahnya sendiri. Gadis itu hampir merasa putus asa, dia didiamkan di rumah sakit oleh kedua orang tuanya, tapi harapan Lisa timbul, akan seseorang yang selalu datang dari jendela, menggenggam kedua tangannya.

Lisa senang. luar biasa senang hingga dirinya jatuh cinta.

Pemuda itu selalu datang, mengenalkan dirinya sebagai 'Jungkook', menceritakan hampir semua yang Lisa ingin lihat, bagaimana cuaca hari ini, bagaimana bunga mawar merah mekar di depan jendelanya, bagaimana warna baju orang - orang yang berlalu lalang. Jungkook selalu menjadi mata untuk Lisa.

"Hei, Kook, bagaimana rupamu? Boleh aku menyentuhnya?"

Pemuda itu tersenyum, merasa begitu senang akan panggilan Lisa untuknya. Dia menumpu tangannya di pinggiran jendela, memandang Lisa yang menatapnya dengan mata kosong namun Jungkook seolah melihat sebuah binaran antusias di dalamnya.

"Kau ingin sekali?"

Lisa mengangguk semangat, menjulurkan kedua tangannya hingga membuat Jungkook tersenyum penuh arti.

"Pelan - pelan saja ya, aku itu tidak tampan, jadi kau jangan kecewa, bisa saja wajahku seperti bapak - bapak."

"Aku menyukai bagaimana pun rupa Jungkook."

Jungkook tersenyum manis, membawa kedua tangan Lisa ke kedua pipinya.

"Lihatlah, sesukamu."

Ada secercah perasaan membuncah dalam diri Lisa, tangannya mulai meraba, memegang perlahan dari jidat Jungkook, kemudian turun hingga ke matanya yang Lisa rasa tengah terpejam.

"Matamu—cantik."

Jungkook terkekeh, membiarkan Lisa mengusap kedua matanya dengan nyaman. Jungkook menyukai sentuhan gadis tersebut.

Lisa meraba lagi, turun pada hidung tinggi Jungkook.

"Hidung Jungkook tinggi ya—" Lisa mengerucutkan bibir tanpa sadar. "Beda denganku."

Pemuda Jeon membuka matanya, alisnya mengernyit tak suka.
"Hidungmu manis asal kau tahu."

Lisa mendengus dengan pipi bersemu, memilih tidak mengindahkan ucapan Jungkook, melanjutkan gerakan tangannya hingga turun ke dua benda tipis. tanpa sadar wajah Lisa memanas.

"b-bibirmu—"

cup!

"ya?"

Lisa menegang, otaknya memproses atas apa yang baru saja terjadi, hingga gerakannya berubah kikuk, jantungnya berdetak tujuh kali lipat dari biasanya, wajahnya memanas dan pasti memerah telak.

"Jung-Jungkook, apa yang kau lak-lakukan?"

Yang ditanya memiringkan kepala, memegang tangan Lisa yang berada di rahangnya lembut.

"Hm? apa yang kulakukan? memang aku melakukan apa?"

Lisa gelagapan.
"i-itu, k-kau menci-menciumku?"

Jungkook terkekeh.
"Ooh~ kau mau lagi?"

cup!

"—Yang seperti itu?"

Bibir Lisa berkedut, hendak tertarik naik sebelum dirinya menurunkan tangan dari rahang Jungkook, dibawa menutupi wajahnya yang memerah seperti tomat.

Jungkook tertawa melihat sikap Lisa.
tangannya terulur, menarik tangan Lisa agar tidak menutupi wajahnya.

"Jangan ditutup, kau cantik dengan wajah bersemu-mu,"

Lisa memukul Jungkook melalui insting dan tepat mengenai pundak pemuda tersebut.

"Jangan menggodaku, dasar Jeon!"

"Aku juga mencintaimu, hah~ bagaimana ini, Lisanya mau tidak ya jadi kekasih Jungkook."

Senyum Lisa melebar, sebelum akhirnya meluntur membuat Jungkook mengernyitkan alis.

"Aku tak pan-"

"Lisa."

Gadis itu mengatupkan bibirnya, merasa diintimidasi dengan suara rendah Jungkook yang memanggilnya.

"Bukan kau yang seharusnya menyebut apakah kau pantas untukku atau tidak, aku mencintaimu, segala yang ada dalam dirimu aku mencintainya, jadi jangan ucapkan itu, karena itu menyakitiku, hm?"

Lisa mengangguk patah - patah, menunduk.
"M-maaf, Jungkook."

Jungkook menghela nafas.
"Tidak apa - apa, kemari, kau mau dipeluk?"

Lisa mengangguk dengan pipi bersemu, dibiarkan dirinya ditarik dan dibawa ke dalam pelukan Jungkook walau ada pembatas jendela.

"A-aku mencintaimu Kurasa?"
Ucap Lisa ragu. Dia masih gugup.

"Ya, aku juga sayang, sangat sangat mencintaimu"

***














Apalah ini:')

Apalah ini:')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Best Part | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang