+++
Taman sekolah itu terlihat luas, dibeberapa tempat disediakan tempat duduk beserta meja yang berbahan kayu, sengaja diletakan didekat pepohonan rimbun, menyesuaikan para murid agar dapat duduk dengan nyaman, untuk sekedar berleha - leha atau duduk sendiri dengan dagu ditopang; seperti Lalisa Kim. Gadis yang kini duduk dengan tenang, menatap penuh puja pada seseorang disana.
Kedua mata bulat itu tidak henti - hentinya berbinar, mulut yang kerap berdecak kagum pada sosok tampan yang sekarang tengah tertawa lepas.
Lisa hanya memandang dari jauh dengan pipi bersemu; senada dengan sakura mekar. Melepas seluruh atensinya pada pemuda bergigi kelinci yang kini menoleh, memergoki sang gadis yang ketahuan memandangnya lekat.
Gelagapan. Lisa buru - buru memalingkan wajah, telak malu akan kelakuannya sendiri. Meraih botol minum di depannya dan menegaknya dengan rakus.
"Ya! itu minumanku bodoh!" Pekikan itu berasal dari mulut Jennie Kim,
teman sekelas Lisa, yang datang membawa setumpuk hadiah dari lelaki yang menaruh hati padanya.Lisa justru terkekeh.
"Kau bisa meminta ini kepada fansmu, tinggal menyebutnya, kemudian satu box minuman pahit ini akan kau terima." Ujar Lisa, membuat Jennie mendengus.Pun gadis bermata kucing itu duduk di seberang Lisa, bersusah payah meletakan cemilannya seraya menggeplak tangan Lisa yang terjulur ingin meminta satu.
"Minta pada fansmu sendiri, sialan."
Dan Lisa hanya mencibir. Dasar pelit!.
"Kau tadi melihat apa? Terlihat serius sekali." Tanya Jennie seraya membuka satu bungkus makanan.
Bagai seseorang yang diketahui mencuri, Lisa seketika menjadi gugup ketika Jennie akan menoleh ke belakang.
"E-eh! I-itu aku melihat bunga! Iya, melihat bunga! "
Jennie menatapnya dengan tatapan bingung.
"Bukankah mereka cantik? Lihatlah, daunnya hija- "
"Cukup." Jennie menyela. "Sangat tidak penting." Ucapnya. Dan Lisa hanya menghela nafas lega, melirik sekilas ke arah si pemuda dan teman - teman yang sibuk bercengkrama.
"Helloo!!!... i'm back!!"
Suara tinggi dengan aksen australia itu membuat Lisa yang sibuk meminum jusnya hampir tersedak.
"Oh Rosie, darimana?" tanya Jennie ketika mendapati Rosé datang sendiri.
"Aku? dari kelas. Kenapa? Kau merindukanku?"
Lisa memutar bola mata,
"Eww... kau terlalu pede Nona Park"Rosé tertawa renyah sembari mendaratkan bokongnya di sebelah Lisa, tanpa permisi tangan rampingnya meraih roti milik Lisa; yang baru saja ia makan segigit. Lisa hanya mengesah maklum, sudah terbiasa dengan prilaku tidak tahu malu sahabatnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part | Lizkook
Fanfic[ Oneshoots ] !! Be a wise reader ❝ Jungkook itu ada untuk Lisa dan Lisa juga ada untuk Jungkook. Sekiranya itulah yang mereka percaya, meski banyaknya pahit-manis yang menyertai.❞ ~ Ini hanya kisah di berbagai universe yang berbeda, dimana Jungkoo...