***
Mata Jungkook menjumpai pagi.
Terbangun karena suara hujan yang seolah menggedor kaca jendelanya. Pemuda itu melengguh, menarik selimut semakin tinggi hingga menutupi seluruh tubuhnya dari ujung kaki sampai leher.
Sekarang sudah menunjuk pada bulan Desember. Awal bulan yang justru disambut dengan hujan yang tak ada niatan untuk berhenti.
Pemuda itu kemudian melirik nakas; pada sebuah jam weker silver yang kini menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Ia membuka matanya lebih lebar dan mengesah malas. Beberapa menit berikutnya, ponsel diatas nakas kini turut bergetar, menyala sepersekian detik hingga akhirnya meredup, menampilkan wallpaper sebuah foto pemandangan.
Jungkook akhirnya memilih mendudukkan diri di atas kasur. Menguap begitu lebar dengan kantuk yang masih tersisa tepat dimata. Kedua tangan kekarnya kemudian naik dan mengucek mata bulat yang memiliki iris hitam dengan gerakan pelan, seolah kebiasaan yang ia yakini mampu membuat kantuk menguap lalu menghilang bersama udara.
Setelah kesadarannya terkumpul, Jungkook menyibak rambut panjang yang sedikit berantakan ke arah belakang, kemudian ia meraih ponsel yang dari tadi ia hiraukan.
Alisnya mengkerut jelas ketika ponsel kembali menyala, menghadirkan tanda di kalender yang sengaja ia beri peringatan. Jungkook memutar ingatan untuk mengingat lalu tersentak kala ia tahu apa itu.
"Oh, astaga ... bisa-bisanya aku lupa." Gerutunya pada diri sendiri.
Perlahan ia berpindah ke aplikasi chat, menekan satu pesan paling atas yang hanya berisi beberapa pesan suara, Jungkook menggulirnya hingga pesan suara paling atas kemudian menekan tombol play seraya menyamankan duduk.
[ Hai! Selamat pagi, kak! Semoga aku jadi yang pertama menyambutmu.]
Ada tawa ringan yang Jungkook dengar samar dari sana, membuat dirinya langsung mengukir sebuah senyum lembut.
[ Ah, menggelikan sekali, kau tak cocok dipanggil begitu. Jaga dirimu baik-baik disana, oke? Aku minta maaf, karena belum bisa ikut kesana. Aku mencintaimu! ]
Pemuda bergigi kelinci itu tersenyum lebih lebar; menampilkan kerutan samar di ujung matanya. Pesan suara itu dia putar berulang kali, bersamaan dengan senyum manis yang pasti terukir ketika suara itu berhenti.
Hingga pukul delapan lebih lima menit, Jungkook akhirnya memilih bangkit, ia bawa tungkainya melangkah ke lemari pakaian. Menarik satu hoodie warna abu-abu yang kemudian ia pakai sampai-sampai aroma yang melekat disana menguar menusuk penghidu.
Dimana disana ada campuran aroma lemon dan sedikit buah semangka yang samar, total membuatnya terbuai, Jungkook tak akan menampik jika dirinya rindu sekali aroma parfum itu.
Ia senang mengenakannya, sebab terasa seperti sosok disana tengah mendekapnya dengan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part | Lizkook
Fanfic[ Oneshoots ] !! Be a wise reader ❝ Jungkook itu ada untuk Lisa dan Lisa juga ada untuk Jungkook. Sekiranya itulah yang mereka percaya, meski banyaknya pahit-manis yang menyertai.❞ ~ Ini hanya kisah di berbagai universe yang berbeda, dimana Jungkoo...