Part 19; Secret Admirer?

604 64 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Cerita ini mengenai seorang gadis, namanya Lisa, jurusan disamarkan, akan tetapi yang jelas, dia sedang berada di semester 3.

Lisa merupakan tipe yang sangat betah dengan yang namanya perpustakaan. Tempat dimana banyak orang suka mengira sebagai tempat yang membosankan, tapi tentu tidak bagi orang seperti Lisa.

Lisa menyukai buku, lebih tepatnya pada bau buku yang menurutnya sangat khas dan tidak akan pernah tergantikan. Di samping alasan itu, Lisa menyukai perpustakaan kampusnya yang besar ini, juga karena sejuknya setiap ruangan dalam bangunan tersebut, yang mana jika Lisa diam berjam-jam di sana, lama kelamaan tubuhnya akan merasa kedinginan namun tidak sampai mengarah ke kondisi serius, sehingga Lisa pasti selalu datang dengan hoodienya yang super tebal, meskipun sangat tidak cocok untuk dipakai di Negara Indonesia yang sedang betah-betahnya dengan udara panas dan gerah bukan main.

Lisa datang ke perpustakaan tentu bukan untuk mencari sejuknya ruangan saja, dia juga sedang mengerjakan tugas yang entah kenapa selalu ada tugas baru setiap harinya. Ditambah dengan dirinya yang juga enggan pergi ke cafe belajar, Lisa selalu memilih perpustakaan kampus sebagai opsi pertama sampai-sampai dia menjadi cukup akrab dengan kakak-kakak penjaga.

Tapi tentu ada satu hal yang tidak Lisa tahu, dia diam-diam memiliki secret admirer atau pengagum rahasia.

Ini kisah bermulanya.

*

*

Pada waktu itu, Lisa sedang duduk di sebuah meja yang selalu sama. Dia akan duduk di sana setiap datang ke perpustakaan, yaitu meja yang berada di dekat rak-rak penuh buku. Meja itu lumayan besar dan luas, Lisa duduk di ujung yang dekat dengan jendela. Sementara itu, ada tiga orang duduk di meja yang sama di ujung satunya.

Lisa sedang sibuk, buka tutup buku referensi, biarkan kertas-kertas putih penuh catatan serta tempelan sticky note warna-warni berserakan di atas meja, sementara di depannya, menyala laptop yang nyaris kehabisan baterai.

Seperti biasa, Lisa akan datang dengan hoodie tebal berwarna hijau tua, tudungnya dia pakai sambil tangannya sibuk menulis sesuatu di atas kertas.

Semuanya berlalu hening sebagaimana perpustakaan, Lisa juga sedang anteng-antengnya mengerjakan tugas, tapi ketenangan itu agak sedikit terganggu ketika Lisa merasakan seolah ada lendir keluar dengan bebas dari dalam lubang hidungnya, dengan refleks yang dia punya, Lisa menarik nafas seperti sedang menarik ingus, sebab sesaat dia berpikir, karena dingin yang dia rasakan, hidungnya mungkin mengeluarkan ingus, seperti kemarin-kemarin.

Namun entah kenapa, ingus ini agak berbeda, setiap Lisa menarik nafas, lendir di hidungnya justru semakin merosot turun sampai dia rasakan sudah nyaris mengenai pinggiran bibir. Karena merasa terganggu dan takut ada yang melihat, Lisa seketika menutup separuh wajahnya dengan satu telapak tangan.

Best Part | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang