Part 20; Kombinasi Sempurna

505 67 10
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Mata karamel itu terbuka dengan gerakan perlahan. Satu hal yang menjumpai pandangnya untuk pertama kali hanya lah sebuah kain berwarna putih yang berukuruan panjang hingga nyaris mengenai lantai.

Tempat dimana ia berbaring mulai berdecit ringan ketika bebannya bergerak memegang kepala lalu mengeluarkan sebuah ringisan. Ia merasakan nyeri seolah menjalar di kepala untuk sesaat dan akhirnya mereda meski sedikit.

Hidungnya pelan-pelan mulai dipenuhi dengan aroma menyengat yang segar, Lisa ketahui itu sebagai minyak kayu putih, sepertinya diusap di sekitar hidungnya sehingga mata Lisa ikut terasa perih.

Kemudian Lisa hanya terdiam, mencerna apa yang terjadi. Sampai ingatannya dibawa kembali pada kejadian dimana Lisa limbung dari tempat duduk, mencium lantai dengan tidak kerennya setelah dosen yang mengajar baru saja keluar sepuluh langkah dari ruangan.

Lisa masih bisa mengingat bagaimana telinganya sempat dipenuhi riuh satu kelas kemudian dia tidak bisa mengingat apa-apa lagi setelah rasakan tubuhnya terangkat di udara dengan ringan.

Kini berakhir dengan Lisa yang terbangun tepat di ruang kesehatan.

Sayup-sayup Lisa mendengar suara berisik dari luar.

"Lisa tuh cuma capek aja, bukan gimana-gimana, lo jangan berisik!"

"Yang berisik 'kan lo!"

"Tapi suara lo lebih gede! Udah, sst!"

Lalu suara pintu terbuka lalu tertutup sedikit keras, terdengar bisikan protes. Lisa hanya diam menanti sampai tirai itu tersingkap dan menunjukkan sosok sahabatnya, Rose, dengan wajah yang awalnya sedikit tertekuk perlahan berubah semringah ketika melihat Lisa yang berkedip dua kali ke arahnya.

"Lisa!"

Si mata karamel biarkan sahabatnya itu meneliti dirinya dari ujung kepala sampai kaki.

"Gue pingsan berapa lama?" Tanya Lisa sambil menyapa sosok pemuda yang baru datang dengan segaris senyuman.

"Dua jam-an..?" Jawab Rose agak ragu lalu ia menoleh menatap pemuda tadi. "Iya 'kan Ming?"

Sementara yang ditanya sekarang mengangguk. "Sekitar segitu lah." Jawab Mingyu lalu Rose kembali menatap Lisa.

"Badan lo udah enakan?"

"Sedikit."

Lisa biarkan Rose menyentuh dahinya.

"Panas. Lo demam." Ucapnya. Lisa terkejut, ia langsung memegang dahinya sendiri.

"Loh iya, kok demam?" Kata Lisa bingung.

Mingyu mengecek handphone sebentar, melihat jam. "Saran gue mending lo pulang, biar bisa istirahat di rumah."

Rose mengangguk membenarkan. "Iya bener. Lo udah kasih tahu suami lo 'kan? Kalau lo sakit?"

Best Part | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang