Part 17; Stranger to lover

868 92 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

- How did you two meet? -

*
*

; Jungkook

Kali pertama aku melihat Lisa adalah ketika aku pergi mengambil buket bunga pesanan bunda yang katanya akan dibawa besok pagi.

Waktu itu sepulang sekolah, aku temui dia sedang ada di seberang jalan, berada di antara teman-teman sekolahnya yang sedang asik bermain capit boneka. Tapi entah kenapa, dia justru terlihat paling mencolok dalam mataku. Mungkin saja karena kehebohannya atau memang anaknya saja yang memang cocok sebagai pusat perhatian, yang pasti fokusku hanya tertuju pada dirinya seorang.

Sambil memegang buket bunga, aku curi-curi lihat sosoknya yang sedang berteriak, meloncat dengan semangat ketika berhasil mendapatkan satu boneka beruang.

Kulihat itu lucu dalam sudut pandangku.

"Cantik ya dia?"

"Iya, cantik..." tanpa sadar aku sudah menjawab dengan ringan, kemudian aku tersadarkan oleh klakson yang berbunyi di ujung jalan. "Eh? Hah?" Kepalaku menoleh cepat dan temui bibi pemilik toko bunga sedang tersenyum penuh arti setelah berhasil memergokiku, senyumnya jahil sekali.

"Ah, bibi. Bu-bukan itu, ah, maksudku ini... ini bu-bunganya yang cantik." Ku kutuk diriku yang berbicara dengan tergagap.

Bibi pemilik toko hanya mangut-mangut sambil mengambil ember yang dari tadi berada di bawah kakinya. "Iya-iya, bibi tidak bilang apa-apa loh." Kata beliau santai, namun ekspresinya tetap saja buat diriku ingin lari karena malu.

Ku beri tanggapan dengan terkekeh canggung juga mengusap leher bagian belakang.

"Tapi ya nak, kalau kata bibi dia memang cantik, coba sana tanya namanya."

Ah, bibi ini ternyata senang sekali menjahiliku.

"Kubilang bukan!"

Bibi pemilik toko hanya tertawa puas sambil masuk ke dalam toko, tinggalkan aku yang mendengus sambil kembali menoleh patah-patah---baiklah aku akan mengaku kalau aku ingin sekali melihat ekspresi itu terus menerus---tetapi ketika menoleh, aku hanya temui jalan lenggang yang hanya menyisakan mesin capit boneka tanpa ada kelompok tadi.

Tanpa ada sosok tadi.

Aku lalu menghela nafas kecewa.

.
.
.

Kali kedua aku melihat Lisa adalah saat aku pergi ke cafe di akhir pekan.

Best Part | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang