C h a p t e r 🌻 t w e n t y f o u r

1.1K 125 57
                                    


Kalian bacanya jam berapa nih?

Happy Reading...


🌺🌺🌺

Melewati pukul dua malam, Taehyung masih terjaga belum bisa memejamkan matanya. Dia menyampingkan tubuhnya agar bisa menghadap Sohyun sepenuhnya.

Guratan lelah tergambar jelas dilekuk wajah istrinya itu. Semakin lama memandangi wajah itu membuatnya mengingat kenangan masa kecil mereka.

Dia tidak percaya peri hujan yang selalu digambarkan dengan wanita cantik dengan gaun indah yang datang saat hujan turun. Tapi masa kecilnya percaya pada peri musim gugur yang berlari kecil tanpa alas kaki diatas maple yang mengering dengan gaun indah dan rambut panjang yang bergerak kesana kemari. Tapi saat ini juga gadis itu menghancurkannya. Mana ada peri yang memiliki wajah dingin tanpa senyum. Setidaknya cobalah tersenyum agar dia bisa memastikan jika benar peri musim gugur nya itu wanita yang kini tidur dihadapannya.

Mereka tidak memiliki banyak kenangan yang indah bahkan dia sempat melupakan kenangan itu tapi kenapa untuk pertama kalinya hati menghangat mengingat gadis kecil yang dia kenang sebagai peri musim gugur nya.

"Banyak yang ingin aku katakan tapi dinding itu selalu menghalangi saat aku mencoba mengatakannya. Aku melihat jelas penolakan dari matamu saat aku menghawatirkan mu. Saat itu aku berkata jujur pada dirimu dan pada diriku sendiri."

"Kau gadis dingin yang keras kepala sebenernya tembok apa yang kau gunakan? Kenapa begitu sulit bagimu untuk sedikit membuka cela agar aku bisa memahamimu. Setidaknya aku bisa mengerti dirimu yang sesungguhnya."

"Banyak alasan kenapa aku menentang mu ini bukan hanya soal Jeon Taewoo tapi juga soal Jeon Jungkook. Kau dan Jungkook. Sekedar memikirkannya saja membuatku marah."

Taehyung memilih memejamkan matanya. Menyudahi perdebatan batin yang berakhir kembali membakarnya. Lebih baik dia tidur karena hari ini sangat melelahkan untuknya dan dia hanya berharap besok semua akan jauh lebih mudah.

.

.

Dipagi harinya Sohyun terbangun dengan mengutuk dirinya sendiri. Apa dia sedang mabuk semalam? Dia bahkan tidak menyentuh alkohol sama sekali bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti itu. Lihatlah Han Sohyun kau bangun tanpa sehelai benang ditubuhmu.

Dia melirik tempat tidur disebelahnya yang sudah kosong. Rasanya dia ingin menghilang. Setidaknya menghilang dari hadapan Taehyung. Apa yang harus dia katakan? Apa yang harus dia lakukan? Seperti apa dia harus menghadapi Taehyung nanti?

Kau membuat kesalahan besar. Sangat besar.

Sohyun bergabung dengan Taehyung dimeja makan. Pria itu meliriknya saat dia menarik kursi dihadapan Taehyung lalu kembali fokus pada tablet ditangannya saat Sohyun turut meliriknya.

Lebih dari kata canggung yang menyelimuti mereka. Bercinta ataupun tidak, tidak menghapus ingatan bahwa mereka bertengkar semalam.

Dia tidak bisa mengikuti apa yang Taehyung inginkan. Delapan belas tahun dia menunggu untuk bisa menghancurkan Taewoo dengan tangannya sendiri sekalipun Taehyung menentangnya dia tidak akan mundur.

Sohyun meraih sumpit disebelah mangkuk makanannya. Dia tidak lapar ataupun memiliki selera makan tapi dia tetap menyuap makanan kedalam mulutnya. Tanpa memperdulikan Taehyung yang terlihat sibuk dengan tabletnya.

Tak lama Taehyung menyingkirkan tabletnya. Hanya air putih yang masuk ketubuhnya pagi ini. Tanpa menyentuh sedikitpun sarapannnya. "Aku akan berangkat sekarang. Kau ingin ikut?"

 Wedding Contract [ R E M A K E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang