C h ap t e r 🌻 F o u r t y t h r e e

837 109 28
                                    


Hallo...

I hope you are fine💜


Happy Reading...

🌻🌻🌻

Jungmi bersiap-siap untuk pulang namun suara Taewoo yang memanggilnya menghentikan gerakannya.

“Jungmi-ya...”

Jungmi kembali duduk, masih dengan kemarahannya.

“Aku tahu aku sudah menyakitimu.” Mata Taewoo untuk pertama kalinya mentap Jungmi lama. Matanya melunak seiring dengan suara yang melembut. “Aku membuat kesalahan dimasa lalu. Tapi semua itu hanya masa lalu dan aku tidak hidup untuk masa lalu.”

“Carilah rumah yang pantas untuk kita tempati,” lanjutnya.

“Sungguh?” Tanya Jungmi tak langsung percaya begitu saja. Dia sudah hidup selama dua puluh delapan tahun dengan pria itu, dia tahu betul seperti apa suaminya itu.

“Aku tidak ingin kau menderita lebih banyak lagi karena tinggal bersamanya.” Taewoo nampak enggan untuk menyebut nama Haera langsung.

“Tapi sebelum itu kau harus membantuku.”

“Membantumu?” Inilah yang Jungmi maksud. Pria itu memiliki keinginan di balik permintaannya.

“Ini tentang Jungkook dan perusahaan.”

***

Sohyun menepuk-nepuk wajahnya yang terlihat sembab. Setelah merasa lebih baik dia menghampiri Taehyung dan duduk di samping pria itu.

Sohyun mendesah ketika membebaskan kakinya dari beban berat tubuhnya. Taehyung memperhatikan wajah istrinya yang sembab.

Dia pasti banyak menangis.

Alasan kedua kenapa dia meninggalkan Sohyun adalah agar gadis itu bisa menangis sepuas yang dia inginkan tanpa harus merasa terganggu karena kehadirannya.

“Terima kasih,” ucap Sohyun menyentakkan Taehyung.

“Untuk apa?”

Sohyun melirik Taehyung sesaat sebelum pandangannya jatuh ke depan sana. Mereka berada di atas bukit dan di bawah sana jalanan yang meliuk-liuk terlihat dengan jelas.

“Karena sudah membiarkanku menangis. Kau tahu aku tidak bisa menangis dihadapan siapapun karena itu kau memberikanku waktu untuk menangis sendiri.”

“Kau membuatku merasa tidak punya hati karena membiarkanmu menangis sendirian,” canda Taehyung.

“Aku tidak tahu apa wanita yang lain berpikir sama denganku tapi aku membutuhkan waktu sendiri untuk menangis sendiri.”

“Jadi, apa sekarang kau merasa lebih baik?”

“Jauh lebih baik.”

Taehyung menggeser duduknya lebih dekat dengan Sohyun. “Kau tidak ingin tahu apa yang aku pikirkan selama menunggumu?”

“Memangnya apa yang kau pikirkan? Sahamamu? Pekerjaanmu? Mitra bisnismu? Yang mana?”

“Jangan mulai perdebatan. Jadilah anak baik untuk hari ini ya?” Taehyung mengelus puncak kepala Sohyun layaknya anak kecil. Sohyun segera menepis tangan Taehyung yang merusak tatanan rambutnya.

“Aku sedang memikirkan wajah anak kita,” bisik pria itu.

Sohyun bergidik merasakan nafas Taehyung yang begitu dekat. “Kemarin kau membahas jenis kelamin dan sekarang wajah lalu besok apa kau akan membahas hobinya? Makanan favoritnya? Tinggi badannya?”

 Wedding Contract [ R E M A K E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang