C h a p t e r 🌻 t w e n t y t h r e e

1K 134 34
                                    


WARNING!!!!

🌚 Content!

Happy Reading....

Hope u enjoy it :)


.....


Gorden putih disebuah kamar disingkap hingga cahaya matahari diluar masuk kedalam melalui kaca transparan. Sang pemilik tangan tersenyum memperlihatkan lesung pipi didekat bibir. "Pagi ini langit begitu cerah," katanya sambil menatap keluar, memandang langit biru dengan awan putih bersihnya.

"Kau tidak ingin melihatnya?" dia menoleh melewati bahu sebelum memutar tubuhnya sepenuhnya. "Kau harus melihatnya. Dan kau akan menyesal selama lima tahun melewatkan pemandangan indah seperti ini."

Min Yoongi menatap prihatin gadis yang masih tertidur pulas itu. Tahukah dia jika lima tahun sudah berlalu. Tahukah dia waktu berputar begitu cepat. Tahukah dia masanya mudahnya hilang di lima tahun terakhir. Tahukah dia dunia menunggunya untuk bangun. Bukan hanya dunia tapi dia, pria kedua setelah Taehyung yang berharap kau bisa bangun.

Yoongi meraih sebuah suntikan diatas nakas yang sudah lebih dulu diisi dengan cairan berwarna merah kemudian menyuntikannya kedalam infus Haera. Harapan yang selalu dia panjatkan semoga dengan ini kau bisa melihat dunia lagi.

.

.

Untuk kesekian kalinya Taehyung melirik kearah pintu ruang kerjanya. Merasa tidak ada tanda-tanda seseorang akan masuk dia kembali fokus pada dokumen yang harus dia periksa. Lebih tepatnya berpura-pura fokus karena nyatanya dengan tidak sabaran dia sedang menunggu seseorang.

Ayahnya masih menyembunyikan sesuatu tentang wanita bernama Jung Junhee dan anak perempuannya. Maka dia sendiri akan mencari tahu.

Tak berselang lama seseorang yang sudah dia nantikan masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu. "Kau harus membayarku lebih." Namjoon. Pria itu menarik kursi dihadapan Taehyung. Sebelum melaporkan apa yang dia dapatkan dia lebih dulu mengeluh agar Taehyung mendengarkannya.

"Apa sulitnya mencari informasi yang aku minta. Kau hanya perlu mencari wanita bernama Jung Junhee di setiap rumah sakit."

Namjoon menghela nafas sabar. Mudah bagi Taehyung mengatakannya. Apa mencari seseorang hanya berbekal nama dan informasi jika dia meninggal dalam kecelakaan belasan tahun silam itu mudah.

Semalam Taehyung menghubunginya memintanya untuk mencari informasi tentang Jung Junhee. Dia sampai sakit kepala memikirkannya karena Taehyung memberinya waktu hingga jam makan siang.

"Kau pikir hanya dia satu-satunya wanita di Korea Selatan ini yang menggunakan nama Jung Junhee? Lalu apa negara ini hanya memiliki satu rumah sakit?"

"Intinya apa yang kau temukan?" ujar Taehyung malas mendengar keluhan panjang lebar Namjoon.

Jika ada penghargaan untuk seseorang yang memiliki kesabaran lebih. Dia rasa dia pantas mendapatkannya. Dia menyerahkan apa yang dia temukan.

"Kecelakaan itu terjadi di jalan raya di Daegu. Murni kecelakaan tunggal saat sepeda motor yang dia kendarai hilang kendali."

Taehyung bisa membaca laporan kecelakaan juga hasil tes otopsi yang tidak menunjukan keganjilan.

"Bagaimana dengan orang tuanya?"

"Jung Junhee anak tunggal. Dia asli Seoul, ibunya meninggal saat dia berusia 12 tahun sedangkan ayahnya meninggal saat usianya 18 tahun. Setelah lulus dari universitas dia pindah ke Daegu-"

 Wedding Contract [ R E M A K E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang