C h a p t e r 🌻 F o u r t y t w o

870 110 56
                                    


HAPPY READING

MOHON MAAF BILA ADA TYPO🥰


ENJOY💜

🌻🌻🌻🌻

In Ha keluar dari unitnya sekitar pukul 6 pagi. Mengenakan pakaian santai dan matel yang membungkus tubuhnya dia menghiraukan udara dingin yang cukup menggingit. Dia mengusap kedua tangannya yang dingin dan berjalan ke arah lift.

Dia berdiri di samping wanita yang seumuran ibunya yang sedang menunggu lift juga. In Ha melirik kotak makanan yang dibungkus kain dengan motif bunga. In Ha menyapa wanita itu yang kini berada di sampingnya.

Annyeonghaseyo… Aku Yoon In Ha. Aku baru saja pindah ke unit 1120.”

Jungmi tidak begitu memperdulikan In Ha, dia menanggapi seadanya. Sesekali melirik angka yang di LED lift dan sesekali melirik ke arah unitnya. In Ha menyadari hal itu dan bertanya. “Bibi apa kau ibunya Jungkook-Ssi?”

Jungmi tersentak. Sedikit tidak nyaman dengan In Ha. “Ne…” jawabnya singkat.

“Kemarin Jungkook-Ssi mengatakan padaku jika dia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya.” Tepat saat In Ha menyebut Haera, Jungmi mendeliknya tidak suka. In Ha merasa ada yang salah dengan ucapannya tapi dia tidak tahu kesalahan apa yang dia ucapkan.

Dentingan pintu lift yang terbuka menjadi penyelamat bagi In Ha. Mereka masuk ke dalam lift yang sama namun tidak ada perbincangan selama lift turun menuju lantai satu.

Jungmi bergegas keluar dan pergi dengan wajah kesalnya. Di luar pintu lift In Ha hanya bisa memperhatikan Jungmi dengan benak yang masih bertanya-tanya. “Apa aku salah bicara? Aku rasa tidak! Dasar ahjumma yang aneh.” In Ha menggeleng tak mengerti, melenggang pergi dengan kebingungannya.

~

Bukan tanpa alasan In Ha pergi di pagi buta seperti ini. Dia ingin membeli persediaan makanan untuk satu minggu ke depan di sebuah super market besar. Lebih tepatnya seperti pasar pagi.

Semua sayuran dan daging semuanya masih segar. Jika dia datang lewat pukul 9 maka dia akan kehabisan sayuran dan gading segar karena itu dia datang pukul 6 pagi.

Dengan troli yang masih kosong dia menuju ke tempat sayuran segar. Bergabung dengan para ibu-ibu memilih wortel dan kubis dan brokoli.

Dari arah pintu masuk, Jimin datang dengan wajah yang masih mengantuk. Dia mengenakan hoodie abu-abu dan penutup kepala yang menutupi rambut acak-acakannya. In Ha tersenyum menyambut ke datangan kekasihnya itu.

“Aku kira kau tidak akan datang.”

Jimin menumpukan kedua lengannya pada pegangan troli sementara In Ha sibuk memilih wortel.

“Lebih baik aku kehilangan waktu tidurku dari pada kau mendiamiku berhari-hari lamanya.” Bukankah semua wanita seperti itu, marah berhari-hari lamanya hanya karena tidak ditemani belanja.

Ya Tuhan! Wanita jenis In Ha jauh lebih menyiksa dari pada wanita jenis Sohyun, tapi sayangnya wanita jenis Sohyun itu langka mungkin juga hanya satu-satunya.

Jimin bertopang dagu, melihat kumpulan ibu-ibu termasuk kekasihnya yang tengah berlomba mendapatkan sayuran terbaik. Dia tersenyum saat menyadari In Ha yang paling muda. “Lihatlah, dia sudah seperti ibu-ibu saja.”

Jika kalian lupa maka akan dia ingatkan, In Ha adalah kekasih Jimin sekaligus suster yang dulunya menjaga ayah Sohyun. Mata Jimin terarah pada tangan kanan In Ha yang mengenakan cincin darinya.

 Wedding Contract [ R E M A K E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang