C h a p t e r 🌻 T e n

896 119 7
                                    


Hi!

Adakah yang nungguin?😆

Jangan lupa vote+comment nya ya💜

Happy Reading

🌺🌺🌺


Putri ibu kenapa?”  Hyomi membelai surai hitam lurus Sohyun yang bersandar pada dadanya. Dikursi penumpang ada Sohyun, Hyomi, dan kakek Han. Pria tua itu hanya mengamati cucunya yang sedari tadi terlihat diam. Di kursi depan ada Jaesuk dan supir pribadi mereka.

“Aku merusak mainan Jungkook.”  Sohyun menenggelamkan lebih dalam wajahnya. Takut jika ibunya akan memarahinya dan sebagian takut karena kilatan petir menyambar diluar sana. Ditambah hujan yang turun dengan derasnya. Tangan hangat Hyomi mengelus teratur punggunng putrinya. “Lalu, apa putri ibu yang manis ini sudah meminta maaf?”

Sohyun menggeleng cepat dan semakin mengeratkan pelukannya.

“Seharusnya minta maaf agar Jungkook tidak marah.”

“Dia memarahiku sebelum aku minta maaf.”

“Jadi karena itu ingin cepat pulang?” Sohyun memberi anggukan kecil sebagai jawaban.

Tarikan nafas Hyomi perlahan tapi pasti terasa berat. Seolah udara menipis wanita itu mulai kesulitan bernafas. “Sohyun jangan terlalu erat,” ucapnya terputus-putus mengendurkan pelukan Sohyun. Bukan hanya Hyomi, kakek Han yang duduk disebelahnya juga merasakan hal yang sama. Dadanya seolah diremas kuat, membuatnya sulit untuk menghirup udara.

Sohyun melepaskan pelukannya. Mata kecilnya memandangi ibunya yang terengah dan memukuli dadanya sendiri. Rongga udara kian menipis. dadanya terasa diremas kuat-kuat.

Ibi kau kenapa?”

Sohyun berputar menghadap kakeknya. Hal serupa juga terjadi, kakeknya kesulitan bernafas dengan tangan yang meremas dadanya.

“Kakek...”

Mata almondnya memerah dan tak lama cairan bening membasahi pipi putih pucatnya. Dia takut melihat ibunya yang memukul dadanya sendiri. Isakannya berubah menjadi tangisan ketakutan. Jaesuk memutar tubuhnya mendengar tangisan suara Sohyun. Tangisan yang terdengar samar terendam oleh derasnya gempuran hujan. Dirinya menjadi panik melihat istri dan ayahnya kesulitan bernafas.

“Ayah apa yang terjadi?”

“Sayang, kau kenapa?”

Dia tidak mengerti apa yang terjadi. Dua orang dihadapannya meregang nyawa dengan tangan yang mencekik leher mereka sendiri. Ditambah tangisan Sohyun membuatnya semakin panik. Diluar hujan turun dengan sangat derasnya. Tak jarang kilatan petir nampak jelas dibalik awan hitam.

“Ayah…” tangisannya kian pecah melihat wajah panik ayahnya. Dia hanya bisa menangis melihat ibu dan kakeknya merenggang nyawa.

 Wedding Contract [ R E M A K E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang