Pesta dilanjutkan dengan acara pemberian hadiah untuk Putri Wu Xingfei, alias aku sendiri.
Beberapa orang telah berbaris rapi di hadapanku dengan pelayan-pelayan yang membantu mereka membawakan hadiah.
Sungguh, menurutku ini terlalu berlebihan sekali.
Beberapa dari mereka memberikanku hadiah yang cukup fantastis contohnya perhiasan mewah yang di taruh di dalam beberapa peti besar sekaligus hingga barang-barang unik yang cukup langka.
Aku tau beberapa dari mereka ada yang benar-benar tulus memberikan hadiah-hadiah tersebut sebagai berkat untukku. Terbukti dari tatapan bahagia yang alami tanpa direkayasa sedikitpun tak seperti sebagian bangsawan angkuh lainnya.
Ckckck, ada juga yang memanfaatkan sesi acara ini untuk menunjukkan seberapa kaya mereka dengan ucapan berbelit berujung menyombongkan diri dan jangan lupakan tatapan angkuh mereka.
Yap, salah satunya adalah Kaisar dari Kekaisaran Cho yang tak lain dan tak bukan adalah Kakek tiriku sendiri.
Ingat dengan Selir Cho dan Putri Qi Lingling, 'kan? Mereka memiliki hubungan darah dengan Kaisar sombong satu itu.
Selir Cho merupakan seorang mata-mata yang dikirimkan oleh Ayahnya sendiri — Kaisar Cho dengan tujuan menghancurkan Kekaisaran Qi.
Alasan dibalik itu semua masih belum kuketahui secara pasti. Beberapa kemungkinan kumiliki, namun sepertinya alasan satu ini lebih logis. Mereka.. memiliki masalah tertentu lalu berakhir dengan dendam terhadap Si Kaisar bodoh — Kaisar Qi.
Putri Qi Lingling yang merupakan saudari tiriku sebelumnya, merupakan seorang penggoda murahan. Beberapa kali aku memergokinya melakukan hubungan badan dengan pria yang berbeda-beda di pavilliunnya sendiri. Yang paling err... Ia sering memadu kasih dengan om-om yang sudah memiliki istri dan anak.
Astaga, sungguh memalukan sekali.
Pengkhianat, penggoda, dan pemberontak. Ckckck, suatu komposisi keluarga yang harmonis sekali, yah.
"Ini adalah perhiasan mewah dengan emas murni dari pertambangan besar milik zhen sendiri. Zhen harap, Tuan Putri kelak dapat bersinar terang seperti emas-emas yang berkilau ini."
Hoho, tentu terima kasih. Aku pasti akan tumbuh bersinar mengalahkan keturunanmu sendiri.
Namun, Ayahku sudah memiliki harta yang berlimpah. Jadi, untuk apa kau memberiku emas lagi?
Kaisar Cho menatapku dengan intens dan samar aku melihatnya tersenyum misterius. Astaga, masalah apa lagi ini?
"..." Ayahku hanya diam tak mengeluarkan suara sepatah katapun. Berbeda dengan ibuku yang tersenyum manis mengucapkan terima kasih. Astaga, sifat ramah tamahnya tak dapat ditoleransi lagi.
"Terima kasih atas hadiahnya, Yang Mulia Kaisar. Kami akan menerimanya dengan senang hati. Semoga hadiahmu dapat bermanfaat untuk orang-orang kurang mampu di luaran sana," sahut Ibu tersenyum ramah.
Ayahku mendengus kesal, apa-apaan istrinya tersenyum manis seperti itu kepada pria lain? Berbicara dengan pria lain saja rasanya ia ingin membunuh pria tersebut tanpa ampun.
Aku mengelus telapak tangan Ayah yang tampak menggepal menahan amarah. Tangan yang mulanya terkepal erat mulai mengendur secara perlahan.
Rahang ayah yang mulanya tampak mengeras kini mulai berangsur normal. Senyuman tipis terukir di bibirnya. Ia mulai mengusap kepalaku dengan lembut.
"Putri Ayah bosan, yah?" tanya Ayah mencoba mengajakku berbicara.
Aku mengangguk kan kepala sekali lalu mulai berceloteh aneh khas bayi hingga pipi gembulku bergerak lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth as a Villain
Fantasy[𝐎𝐑𝐈𝐆𝐈𝐍𝐀𝐋 𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍] 🦋Tinggalkan jejak, okay?🦋 [Reincarnation series #01] About : Fantasy - Romance - Adventure - Revenge *** Qi Xiaoyu, putri tertua dari kalangan putri di Kekaisaran Qi. Ia memiliki citra yang sang...