Follow akun author dulu ya..
Aku telah selesai di dandani oleh para pelayan dari kediamanku. Satu kata untuk penampilanku, sempurna. Iris biru laut yang mempesona seakan membuat siapapun yang menatapku terlena dan surai hitam sedikit keputihan di ujungnya yang berkilau membuat siapapun pasti jatuh hati padaku.
Meski umurku masih sangatlah belia, para pangeran terkenal hingga Kaisar hebat dari Kekaisaran tetangga pun ikut andil dalam perebutan restu dari Ayahku — Kaisar Wu.
Banyak surat lamaran dari berbagai Kekaisaran yang telah Ayah terima. Tentu saja, semuanya ia tolak dengan tegas. Surat-surat itu ia langsung bakar seusai dibaca meski sebenarnya ia enggan untuk sekedar membuka surat tak berkepentingan itu. Beliau tak berniat menimang-nimang untuk menjodohkan putrinya. Toh, putrinya masih kecil.
Malam ini, hanfu mewah berwarna biru laut kukenakan beserta hiasan kepala dengan warna senada. Aku juga dipakaikan mahkota kecil, sesuai derajatku sebagai seorang Putri Mahkota Kekaisaran Wu.
Aku dibawa ke ruangan besar dimana setiap tahun pesta ulang tahunku di laksanakan disana.
Ayah mengambil alih mengendongku agar tak di tatapi terus-terusan oleh para pria yang terlena oleh kecantikan yang kumiliki.
Ayah mengenakan hanfu kebesarannya berwarna emas dengan bordiran emas tentunya. Mahkota besar dengan rumbai-rumai berada di atas kepalanya. Pasti berat, pikirku.
Ah, Ibu malam ini juga seperti biasa, selalu tampil cantik dan mempesona. Terlebih lagi, malam ini Ibu tampak dirias sedikit membuatnya semakin tampil maksimal.
"Istri, kau berdandan?" tanya Ayah menarik pinggang Ibu agar selalu berada di dekatnya.
Matanya sedari tadi menatap tajam para pria yang selalu menatap istri dan putrinya dengan tatapan memuja.
"I—iya, Yang Mulia. Apakah terlihat aneh?" Ibu bertanya polos. Rautnya memelas membuatnya terlihat semakin menggemaskan.
"Tidak."
"Jadi, mengapa wajah anda seperti itu Yang Mulia?"
Sepertinya Ibu tak menyadarinya bahwasanya dengan ia berdandan, membuatnya semakin cantik dan mempesona.
"Tidak ada. Zhen tidak suka milik zhen ditatap oleh pria lain manapun. Jadi, jangan berdandan seperti itu lagi atau aku tak akan berbicara denganmu selama beberapa hari," Ayah merajuk, ia membuang mukanya ke sembarangan arah asal tak melihat raut sedih istrinya. Itu membuatnya tak bisa marah dan berakhir luluh.
"B—baiklah, tapi jangan marah lagi yah," Ibu dengan begitu polosnya mengalah. Rautnya memelas dengan mata berkaca-kaca persis seperti kucing terlantar.
"Baik-baik. Aku tak marah, sebagai gantinya, malam ini istri harus berolahraga bersama denganku. Aku tak akan membiarkanmu tidur dengan tenang malam ini, istri" Ayah berbisik pelan tepat di daun telinga Ibu.
Meski pelan, untuk ukuran manusia normal mungkin tak dapat mendengarnya. Aku yang memiliki indera pendengaran yang sangat tajam tentu saja dapat mendengarnya dengan jelas sejelasnya. Ckck, Ayah sedang mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Wah! Romantis sekali. Yang Mulia Kaisar Wu dan Permaisuri Han memang pasangan sejati!"
"Aku setuju denganmu. Mereka terlihat cocok sekali!"
"Yang Mulia Kaisar tampan sedangkan Yang Mulia Permaisuri sangatlah cantik hingga aku ingin menikahinya jika masih belum menikah!"
"Kau gila? Yang Mulia Kaisar Wu paling tak suka istrinya di tatap oleh pria lain apalagi kau berniat menikahinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth as a Villain
Fantasy[𝐎𝐑𝐈𝐆𝐈𝐍𝐀𝐋 𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍] 🦋Tinggalkan jejak, okay?🦋 [Reincarnation series #01] About : Fantasy - Romance - Adventure - Revenge *** Qi Xiaoyu, putri tertua dari kalangan putri di Kekaisaran Qi. Ia memiliki citra yang sang...