Mentari yang mulanya menyinari bumi kini berganti menjadi rembulan yang tampak bersinar di langit malam. Taburan bintang berserakan mempercantik pemandangan di malam hari.
"Y—Yang Mulia.."
Kaisar Wu yang mendengar suara lembut dari istri tersayangnya mulai terjaga dalam tidurnya selepas mereka berdua 'olahraga bersama'.
Lantaran terlalu lelah, tak sadar mereka berdua terlelap dengan posisi berpelukan bersama tanpa sehelai kain pun tersisa, hanya selembar selimut kain yang menutupi tubuh polos mereka.
"Ada apa, hm?" tanya Kaisar Wu diakhiri deheman.
Kaisar Wu tak sadar bahwasanya dehemannya itu membuat pipi Permaisuri kembali memerah. Ia menjadi malu mengingat pergulatan panas mereka beberapa jam yang lalu.
Suami tampannya itu membuatnya berteriak dan mendesah tak karuan lantaran aksinya yang terlalu err.. begitulah.
"Hari sudah malam ternyata," Kaisar mulai bangun dari tidurnya, ia juga mulai meregangkan otot-ototnya yang sedikit kaku.
"Eh, ada apa denganmu, istri?" tanya Kaisar yang bingung dengan tingkah istrinya yang menutupi seluruh tubuhnya dalam selimut, bahkan kepalanya juga ikut ia tenggelamkan.
"Mphh..."
"Apa yang kau katakan, istri?" Kaisar tak dapat mendengar ucapan Permaisurinya dengan jelas lantaran suaranya yang terendam oleh selimut tebal.
"Mphh.." Lagi dan lagi, Permaisuri membalasnya dengan gumaman yang terdengar tak jelas.
Kaisar yang jengah bercampur gemas pun langsung menyingkap selimut tersebut dalam sekali gerakan.
Deg.
Kaisar Wu menelan salivanya kasar. Istrinya.. terlihat menggemaskan membuatnya ingin menerkamnya lagi hingga istri menggemaskannya itu tak dapat berjalan di hari esok.
"I—istri, k—kau.."
Pipi yang memanas hingga seluruh wajah, surai yang acak-acakan, bibir merah alami yang menggoda dan raut polos yang menggemaskan. Ini sungguh.. Kaisar hampir tak dapat mengkontrol dirinya dengan benar.
"S—suami? A—ada apa dengan wajahmu?" tanya Permaisuri mengerjapkan matanya polos. Ia tak sadar bahwa posisinya sedang terancam lantaran seekor singa kelaparan tengah memandanginya dengan sebegitu intens.
"Kau terlihat menggemaskan sekali, istri," Kaisar Wu terlampau terlena dengan penampilan istrinya hingga ia tak sadar telah melontarkan pujian sekaligus gombalan untuk istri manisnya.
Lagi dan lagi, pipi Permaisuri kembali memanas. Tak sadar ia terbatuk-batuk lantaran terlalu canggung dengan posisi mereka saat ini.
"Kau kenapa, istri? Ada yang sakit? Kau sakit? Kau—"
Cup.
Entah keberanian darimana, permaisuri berinisiatif untuk mengecup singkat pipi kaisar dalam sepersekian detik.
Kaisar tertegun dengan keberanian istrinya. Sejak hari pertama mereka menjabat sebagai pasangan suami-istri, hal-hal tersebut selalu di pimpin olehnya.
Biasanya, istrinya selalu malu-malu kucing jika mereka hendak melakukannya.
"Istri, kau membangunkannya lagi," Kaisar berbisik tepat di daun telinga istrinya. Lantaran posisi mereka yang terlalu dekat dan intim tersebut, embusan nafas dari mereka masing-masing dapat dirasakan satu sama lain.
Jantung mereka sama-sama berdegup kencang. Permaisuri yang sudah berada di bawah kukungan Kaisar dan Kaisar yang berada di atasnya tersenyum miring.
![](https://img.wattpad.com/cover/271958987-288-k271486.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth as a Villain
Fantasía[𝐎𝐑𝐈𝐆𝐈𝐍𝐀𝐋 𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍] 🦋Tinggalkan jejak, okay?🦋 [Reincarnation series #01] About : Fantasy - Romance - Adventure - Revenge *** Qi Xiaoyu, putri tertua dari kalangan putri di Kekaisaran Qi. Ia memiliki citra yang sang...