夢想 | Dream [Roseanne Park]

15

那晚

❝ That night ❞

﹌﹌

Doyoung tetap setia mendengarkan nada sambung yang berbunyi konstan di telinganya, matanya menyorotkan amarah.

" ARGH, FUCK! "

Umpatan itu keluar begitu saja ketika lagi lagi panggilannya dialihkan ke kotak pesan suara, ia membanting tangannya yang sedang memegang gelas ke meja sampai menimbulkan suara keras. Kedua lelaki yang menemani Doyoung itu saling tatap sebelum salah satunya mendekati Doyoung.

" Uh umm, maaf tapi kayanya ini berharga. "

Ten takut takut mengambil gelas yang ada di tangan Doyoung, kemudian mundur.

" I think that's enough for today. "

Taeyong ganti maju, dengan cepat mengambil botol wine sebelum Doyoung. Doyoung menatapnya tajam tapi dibalas oleh Taeyong tak kalah tajam. Ten di belakang hanya menonton aksi tatap menatap itu.

" Gue harus meriksa dia! Minggir! "

Tangan Doyoung baru akan meraih kunci mobilnya namun lagi lagi diambil terlebih dahulu oleh Taeyong.

" Dude, you're drunk. "

" Move aside. "

Keduanya sama sama memberi penekanan pada perkataannya. Ten yang melihat itu memutuskan mengambil kursi dan menonton sambil memakan popcorn yang belum sempat dihabiskan.

Taeyong menghela nafas ketika Doyoung masih saja menatapnya tajam, memang temannya yang satu ini agak keras kepala.

" Lo nginep sini aja dulu, nggak baik lo nyetir sambil mabuk. "

Mereka saat ini ada di rumah Taeyong, atau mungkin lebih baik disebut apartment yang kelewat besar. Doyoung benar benar ke cafe dan mengurusnya tadi, saat sudah terlalu malam ia memutuskan untuk menutupnya dan pergi ke rumah Taeyong untuk minum. Jelas rumah Taeyong lebih aman, kalau mereka ke club atau tenda pinggir jalan lalu ada yang memotret mereka kan bisa gawat.

Sekarang sudah lebih dari tengah malam sepertinya, dan ia belum mendapat panggilan masuk sama sekali.

" Minggir lo.... "

Taeyong membatu ketika melihat temannya itu jatuh ke depan begitu saja saat akan melangkah pergi, membuat wajahnya menyentuh lantai dengan keras. Ten yang melihat itu sontak tertawa keras sambil melempar satu popcorn ke kepala Doyoung. Tentu saja Ten juga mabuk.

" Sekarang apa? "

Ten masih dengan tawa mendekati Doyoung dibawah, membalik tubuh lelaki itu supaya terlentang. Kemudian tangannya menarik salah satu tangan Doyoung.

" Kita seret dia! "

Taeyong menghela nafas, namun pada akhirnya ikut menyeret Doyoung.

" Menurut lo kita harus cek temannya? Maksud gue Doyoung khawatir ba— "

" Doyoung itu emang terlalu over protective. Gue yakin temennya itu sebenernya baik baik saja.