03

1.1K 121 2
                                    

友誼。

❝ persahabatan. ❞

﹌﹌

Rose menatap rumah besar itu, entah kenapa dia merasa pernah ke sana. Entah itu memori masa kecilnya atau bukan, Rose yakin dia sudah bertahun tahun tidak melihat rumah di depannya ini.

Rose melihat beberapa orang membawa kopernya yang sebenarnya tidak terlalu banyak. Toh apartemennya tidak akan dijual, berjaga jaga mungkin dia membuat ulah sehingga harus kembali mendekam di sana. Tentu itu hal yang tidak Rose inginkan.

" Nona, mari. "

Rose mengikuti salah satu pria menuju ke dalam rumah. Orang lain mungkin melihat Rose lebih mirip penguntit dari pada penghuni rumah. Hoodie hitam kebesaran dengan celana jeans, tudungnya dipakai untuk menutupi rambutnya. Tak lupa masker dan juga kacamata hitam. Rose benar benar merasa seperti para artis yang biasa ia lihat di TV.

Matanya menyapu bersih ketika ia sampai di ruang tamunya, tidak banyak yang berubah seingatnya. Matanya berhenti pada sosok wanita yang tengah menatapnya tajam pada sofa ditengah ruangan, wanita itu terkesan menyeramkan bahkan.

Rose membungkukkan badannya, memberi salam pada ibunya.

" Keluar! "

Suaranya tidak terlalu keras, namun tegas. Suara yang sangat familiar di telinganya. Nyonya Park, ibunya.

Orang orang di sekitarnya tiba tiba saja menghilang, pintu di belakang tubuhnya sudah tertutup. Rose melihat ibunya yang berjalan ke arahnya, susah payah ia menyembunyikan rasa takutnya.

Sekarang ibunya berdiri di depannya, masih dengan mata lekat menatap Rose. Walau dengan tatapan tajam itu, ibunya sangatlah cantik. Ibunya bahkan tidak terlihat tua sama sekali walau sudah menginjak kepala tiga.

Tubuh Rose mundur beberapa langkah, tidak siap dengan pelukan tiba tiba dari ibunya. Dia bahkan tidak ingat juga kapan terakhir kali ibunya itu memeluknya.

Nyonya Park melepaskan pelukannya, menangkup kedua pipi anaknya dengan gemas.

" Lihatlah kamu, sudah besar saja. "

Rose tersenyum paksa mendengarnya. Nyonya Park memang ibunya, tapi dia tidak pernah melihat bagaimana Rose tumbuh dan berkembang.

" Pelayan sudah menaruh kopermu di kamarmu, salah satu pelayan akan menunjukkan padamu dimana kamarmu. "

Nyonya Park melihat jam di tangannya. " Eomma harus pergi sekarang. "

Lagi lagi Rose tersenyum paksa, namun ada ekspresi kecewa pada mukanya.

Tepat ketika Nyonya Park mencapai depan pintu, langkahnya terhenti ketika mendengar sebuah nada dering yang ia yakini bukan miliknya.

Rose membeku mendengarnya, berbeda dengan Ibunya yang menatapnya tajam.

" Rosie? "

Tidak, panggilan itu tidak lembut seperti tadi. Itu sangat dingin, terdengar seperti perintah.

Rose berbalik badan, menghadap ibunya yang sudah berada dihadapannya dengan tangan seperti meminta sesuatu.

Rose memejamkan matanya sambil memberikan ponsel jadulnya pada ibunya, dalam hati meruntuki Kim Doyoung yang menelponnya pada saat tidak tepat.

夢想 | Dream [Roseanne Park]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang