25

230 32 1
                                    

情人

❝  Lover ❞

﹌﹌

Rose baru saja bangun dari tidur siangnya ketika mendengar suara berisik samar samar dari balik pintu kamarnya. Jam menunjukkan pukul empat lebih ketika ia memutuskan untuk turun melihat apa yang terjadi.

Beberapa orang yang tidak dikenalnya berlalu lalang membawa beberapa barang dan makanan ke sebuah ruangan, padahal tadinya rumah ini sangat sepi. Ia melihat Doyoung tepat di ujung tangga, tengah berbicara dengan seorang pria yang kelihatan lebih tua dengan sangat serius.

Namun tampaknya lelaki itu menyadari kehadirannya. Doyoung melepaskan jaket hitamnya yang sedari tadi hanya menggantung di lehernya. Dengan sigap ia melilitkannya ke pinggang Rose ketika gadis itu sampai disebelahnya, tanpa memutuskan kontak dengan lawan bicaranya. Menutupi pahanya yang terlihat karena hanya mengenakan kaos kebesaran milik Doyoung. Setelahnya merengkuh Rose dengan sebelah tangannya.

" Ada yang mau datang? " Ucap Rose ketika lawan bicara Doyoung pergi. Ia ikut berjalan kembali menaiki ketika Doyoung menuntunnya untuk naik.

" Appa, nanti datang saat makan malam. Kau tahu, mengurus kasus paman. " Doyoung berkata santai, tangannya yang masih merengkuh Rose digerakan untuk mengusap lengan gadis itu perlahan. Ia berdeham sebelum melanjutkan kalimatnya. " Aku harap kamu mau ikut makan malam, aku mau ngenalin kamu ke Appa. " Doyoung mengalihkan pandangan ke arah lain, dia masih membiasakan dengan kata ganti aku-kamu antara dia dan Rose.

Rose berpindah berdiri di hadapan Doyoung ketika mereka sudah di ujung tangga atas, menatap lekat lelaki itu. " You sure? Kita pacaran belum ada sehari. "

Doyoung mengusak pelan rambut Rose dengan senyum, kemudian kembali merangkul gadis itu untuk mengikutinya kembali berjalan. " Tapi aku udah kenal kamu lama. " Dia melirik Rose yang tampak memikirkan perkataannya. " Appa ku baik, orangnya cenderung lucu dan santai. "

Mereka berhenti di salah satu pintu kamar. Sedari tadi Rose berpikir Doyoung akan membawanya kemana, karena tempat dia menginap tepat ada di dekat ujung tangga.

Ada hening beberapa saat sebelum akhirnya Doyoung membuka pintu kayu itu. Rose yang pertama melangkah masuk. Ruangan itu rapi, sangat rapi. Nyaris seperti tidak ada yang tinggal di situ.

" Ini kamar Eomma ku. "

Tangan Rose berhenti menyentuh kasur. Dia berbalik menatap Doyoung yang masih berdiri di ambang pintu. Lelaki itu memejamkan mata sebelum melangkah masuk. Sulit untuk masuk ke ruangan itu lagi, terlebih ingatannya yang samar samar tentang ibunya di sana karena saat itu dia baru berumur satu tahun ketika ibunya meninggal.

Doyoung berjalan menuju lemari, membukanya dan mengamati isinya. Sekilas memori tentang Ibunya kembali padanya.

" Kamu bisa pakai baju baju ini. "

Rose mendekat, dia menyadari Doyoung menghapus air matanya di sudut mata ketika ia meletakkan tangannya pada pundak Doyoung. Tangannya bergerak menyelinap di antara kedua lengan Doyoung, memeluknya dari belakang. Ia membiarkan kepalanya bersandar pada punggung Doyoung.

" It's okay to cry. "

Doyoung mengusap punggung tangan Rose yang melingkar di perutnya. Tersenyum ketika menyadari dia memang memerlukan pelukan, terutama pelukan dari Rose. " Tapi Eomma pasti tidak mau melihatku menangis. "

Doyoung memutar tubuhnya menghadap Rose, gadis itu mendongak untuk melihat Doyoung. Kedua tangannya menangkup wajah Rose. " Nah, sekarang cepat pilih baju atau kita terlambat makan malam. "

夢想 | Dream [Roseanne Park]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang