Setelah mobil BMW terpakir di depan restoran, Aresha dengan semangat masuk ke dalam restoran yang sudah sepi, sebab jamnya juga sudah habis, melihat tulisan 'close' di pintu masuk.
Aresha berjalan masuk, dengan Arkanza yang berada di belakang. Sedangkan Gibran, tertidur di dalam mobil, bersama Pak Maman yang menjaganya.
Kirana yang sedang membersihkan meja, tersentak kala seseorang memeluknya tiba-tiba.
"Resha?!"
Aresha terkekeh pelan, dan melepas pelukannya. "Assalamu'alaikum Kirana."
Kirana tersenyum, dan menuntun Aresha untuk duduk dikursi, dan Arkanza yang turut duduk disebelah sang istri.
"Wa'alaikumsalam Sha, Masya Allah, udah berapa lama ya kamu gak kesini? Terakhir waktu kamu pamit untuk tidak bekerja lagi kan? Aku kangen sama kamu Sha, mana nomormu udah gak aktif lagi," sindirnya, membuat Arkanza menoleh seketika.
Astaghfirullah, Arkanza lupa kalau nomor sang istri sudah tidak aktif lagi, berhubung memang ia tidak mengijinkan Aresha memainkan ponsel saat sedang bersamanya. Sehingga, ponsel sang istri masih ia bawa sampai sekarang.
"Sayang, Mas tinggal sebentar yah," ujar Arkanza pada Aresha yang mengangguk.
Selepas kepergian Arkanza, Kirana menatap Aresha, dan berceloteh ria.
"Bu Dian udah pulang Na?" tanya Aresha pada Kirana yang masih sibuk membersihkan meja.
"Iya Sha, udah dari lima menit yang lalu. Kenapa emang?" tanya Kirana, yang dibalas gelengan kepala oleh Aresha.
Aresha memberikan paper bag yang sedari tadi ia pegang pada Kirana. "Untukmu, Dilon, dan Bu Dian."
Kirana tersenyum, dan meletakkan kain lap tersebut, kemudian menerima paper bag dari Aresha.
"Terimakasih Resha."
Aresha tersenyum, sembari membantu Kirana mengelap meja yang belum dibersihkan, sembari menunggu sang suami kembali.
Sedangkan di luar restoran. Arkanza menatap ponsel sang istri yang berukuran kecil, bahkan terkesan tidak layak dipakai kembali. Dengan helaan nafas, ia mulai menelpon bodyguardnya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam Tuan."
Arkanza membasahi bibirnya terlebih dahulu, lantas berkata. "Segera belikan ponsel yang bagus, tidak perlu melihat harganya, yang terpenting kualitas barangnya. Mengerti?"