Part 18

12.7K 1.2K 7
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Pondasi kokoh suatu hubungan, adalah kepercayaan. Kalau, jujur saja tidak mampu, untuk apa membangun rumah tangga, yang hanya berujung pilu?"

 Kalau, jujur saja tidak mampu, untuk apa membangun rumah tangga, yang hanya berujung pilu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Mobil BMW hitam, memasuki area parkiran. Aresha yang sedari tadi sibuk melihat kembali foto-foto bersama teman-temanya, mengerutkan kening, saat ia merasa asing dengan tempat dimana ia berpijak saat ini.

"Mas, kita ngapain kesini?" tanya Aresha pelan, disamping Arkanza yang akan melepaskan sabuk pengamannya.

Lelaki tersebut menoleh menatap sang istri. Dengan senyum yang terpatri diwajahnya, ia berkata, "Turun dulu sayang, nanti kamu juga akan tau."

Aresha mengangguk pelan, ia melepas sabuk pengaman, dan membuka mobil, akan tetapi, pintu mobil sudah dibuka oleh Arkanza terlebih dahulu.

Senyum manis pun, tersungging indah di bibir Aresha. Selama menikah dengan Arkanza, Aresha merasa ia hidup bahagia. Dan entah kenapa, ia tidak memikirkan siapa sosok lelaki yang delapan tahun lalu, telah merenggut kehormatannya.

Karena yang Aresha pikirankan sekarang adalah, bisa hidup bahagia, bersama keluarga kecilnya.

"Sayang? Hei ...."

Aresha tersentak, ia langsung menatap wajah Arkanza yang begitu dekat dengannya.

"M-mas Arka ...."

Ibu jari Arkanza, menyeka keringat yang keluar dikening Aresha, lantas menyinggungkan senyum kecilnya.

"Ayo sayang."

Aresha mengangguk, ia membalas genggaman tangan Arkanza, dan melangkah bersama menuju kain hitam besar yang seakan menutupi bangunan didalamnya.

Sebenarnya, apa itu?

Arkanza berhenti, dan menoleh menatap raut menggemaskan sang istri yang terlihat kebingungan.

Ia mendekat, dan mengusap kerutan kecil di kening Aresha, membuat sang empu menoleh menatapnya.

"Mas, itu apa sih?"

Arkanza menggeleng pelan. "Kamu penasaran?"

Aresha mengangguk cepat. Bagaimana tidak penasaran, saat ia dihadapkan dengan kain besar yang menjuntai dari bawah, sampai keatas.

Assalamu'alaikum My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang