Part 13

15.1K 1.3K 13
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Mengejar cita-cita memang diperlukan, akan tetapi, kalau sudah menjadi istri, kewajiban yang harus dilakukan yakni, membahagiakan seorang suami."

©©©

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Di dunia, segalanya memang terlihat fana, entah itu harta, kebahagiaan, kesedihan, semuanya sekejap datang, lalu pergi kemudian.

Putaran waktu, berlalu sangat cepat, Aresha bahkan masih tidak menyangka kalau ia sekarang menjadi istri sah seorang CEO dari perusahaan Carlos grup's.

Aresha memang gadis biasa. Bahkan, tujuannya datang ke kota, untuk mengejar cita-citanya.

Akan tetapi, kejadian yang tidak terduga ia alami, hingga sempat menggunjang jiwanya, yang hampir melakukan bunuh diri.

Perlakuan sang suami, membuatnya seakan dilindungi, dan disayangi. Arkanza, bahkan selalu menjadi orang pertama, saat ia merasa butuh seseorang untuk ia jadikan sandaran.

Mungkin pertemuan mereka singkat. Namun, entah kenapa, Aresha merasa, Arkanza sosok lelaki yang bertanggung jawab.

Bukan hanya tentang dirinya, sang suami juga turut menyayangi putranya, yang bahkan bukan darah dagingnya.

"Sayang?"

Aresha terkesiap, saat sang suami tiba-tiba memeluknya dari belakang. Bau parfum khas sang suami, memasuki indera penciumannya.

"Lagi ngapain sih? Di dapur kok ngelamun?" tanya Arkanza sembari menatap sang istri yang terlihat semakin cantik.

Aresha melirik Arkanza yang juga sedang menatapnya, ia menggeleng kecil, dan melanjutkan memotong sosis, yang akan ia campurkan ke nasi goreng nanti.

Arkanza menangkap raut sedih dari wajah sang istri. Ia segera membalikkan paksa badan Aresha, untuk segera menghadap kearahnya.

Aresha terkejut, ia mendongak sehingga netra keduanya bertabrakan.

"Kenapa sayang? Ada yang mengganjal pikiranmu, hm?"

Aresha terdiam, ia tersenyum tipis, dan memeluk sang suami.

"Tidak apa-apa, Resha hanya berpikir terlalu merepotkan Mas Arka, kalau Resha masuk kuliah nantinya," lirih Aresha yang jelas terdengar Arkanza.

Arkanza terdiam, ia mengusap pelan punggung sang istri, dan memberikan kecupan hangat di pucuk kepalanya.

"Dari awal Mas kan sudah katakan bukan, Mas tidak direpotkan sama sekali, Mas hanya ingin, istri Mas bisa merasakan menjadi sarjana, dengan jurusan yang kamu inginkan nantinya," ujar Arkanza sembari membalas pelukan sang istri.

Assalamu'alaikum My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang