Part 24

14.1K 1.2K 24
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Mencintai seseorang memang diperbolehkan, sebab itu merupakan hak setiap insan. Akan tetapi, kalau sesuatu yang dipaksakan, menimbulkan keretakan dalam sebuah hubungan, lantas untuk apa diteruskan?"

 Akan tetapi, kalau sesuatu yang dipaksakan, menimbulkan keretakan dalam sebuah hubungan, lantas untuk apa diteruskan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Manusia hidup di dunia, pasti memiliki masalah, sebab kalau tidak memiliki masalah, tidak akan ada pelajaran, untuk kedepannya.

Oleh sebab itu, terkadang. Masalah yang rumit di kehidupan manusia, bisa saja membuat orang yang tertimpa, merasa putus asa.

Akan tetapi, kalau semua diserahkan kepada Allah SWT, percayalah, semua akan berakhir bahagia.

"Pak Arka, investor yang kemarin mengajak untuk kerja sama, tiba-tiba dibatalkan begitu saja, Pak," lapor Selin, seraya menunduk dalam, membaca setiap berkas yang sudah ia print out.

Arkanza mengerutkan keningnya, dan mendongak menatap Selin. "Bagaimana bisa? Bukankah mereka sudah menandatangani kontrak kerja samanya?"

Selin menutup berkasnya, lantas menatap Arkanza, "Tidak tau Pak, sebenarnya perusahaan mereka sedang diambang kebangkrutan, oleh sebab itu, mereka menghentikan kerjasama dengan perusahaan Carlos grup's, dan perusahaan-perusahaan lainnya."

Arkanza mengatupkan mulutnya, menggeram, dan menatap tajam Selin didepannya. "Lalu, untuk 20% saham yang saya investasikan ke perusahaan mereka bagaimana?" tanya Arkanza, membuat Selin sedikit merasa takut melihat aura diwajah Bosnya.

Selin mengggeleng pelan, kemudian berkata, "Tidak ta—"

Brak!

Selin terkesiap, dan melangkah mundur melihat wajah marah Arkanza. "Panggil bagian manajer pemasaran, dan manajer keuangan, untuk segera menemui saya."

Anggukan cepat dari kepala Selin, membuat ia pamit, dan segera pergi dari ruang mencekam tersebut.

Di luar ruangan, Selin mengatur nafasnya, sungguh, melihat Arkanza marah, membuat bulu kuduknya berdiri.

"Selin?"

Aresha mengerutkan keningnya, menatap sekretaris Arkanza, yang menampilkan wajah pucat pasinya.

Selin berdiri tegak, saat melihat Aresha, dengan jantung yang masih berdetak cepat, Selin berusaha tersenyum tipis, lantas berkata. "Mari Bu, Pak Arka ada didalam."

Assalamu'alaikum My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang