Part 15

14.2K 1.2K 10
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Kalau rasa yang ada dalam hati, hanya bisa tersimpan, tanpa adanya ungkapan. Tidak masalah, sebab cinta tidak melulu harus di utarakan."

©©©

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Lelaki dengan balutan jas putihnya, yang masih dikenakan di tubuh atletisnya, berlari cepat menelusuri koridor Fakultas Fashion Design.

Raut khawatir, tercetak jelas di wajahnya yang tergurat rasa bersalah didalamnya.

Langkah kakinya berhenti melangkah, saat melihat kerumunan di salah satu ruang kelas. Dengan nafas yang memburu, dan tangan terkepal. Ia melangkah dengan cepat.

Tubuhnya membeku, melihat seorang perempuan tergeletak dilantai, dengan darah yang mengalir di perutnya.

"Siapapun tolong!"

Teriakan tersebut, menyadarkannya. Segera, ia berlari menuju ketempat dimana seorang perempuan berteriak.

Tyas menangis tersedu-sedu, melihat kedatangan Jasen.

"Tolong bantu Resha, Bang," lirih Tyas diakhir kalimatnya.

Jasen mengangguk, dengan netra yang mengkilat oleh amarah didalamnya, ia menatap Aresha sendu.

"Kenapa bisa begini Yas?"

Tyas menggeleng, dengan air mata yang terus mengalir dipelupuk netra.

Jasen menatap darah yang masih mengalir diperut Aresha. Segera, ia mencari kain untuk menghentikan perdarahan tersebut.

"Bang, ayo kita bawa Resha ke Rumah Sakit, darahnya gak berhenti dari tadi," ujarnya sembari menatap wajah Aresha yang semakin memucat.

Jasen berpikir keras, dengan gerakan pelan, ia melepas jas labnya, dan melepas kemejanya, merobeknya, sehingga membentuk kain panjang, segera ia lilitkan ke perut Aresha yang terus mengeluarkan darah segar, sembari menekannya pelan.

Walaupun hanya goresan kecil, tapi darah tersebut tidak juga berhenti. Jasen berpikir, apakah Aresha memiliki kelainan penyakit hemofilia?

Menghilangkan pemikiran dari benaknya, ia menepuk pipi Aresha pelan, "Resha? Kamu masih mendengar suaraku kan?"

Aresha yang masih diambang batas kesadaran, mengangguk lemah. Jasen bernafas lega, ia menatap Tyas, dan dengan gerakan cepat. Aresha, suda berada digendongannya.

Assalamu'alaikum My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang