Good Looking - 13

670 120 6
                                    

13. Haruskah?





Yeji membuka matanya, warna putih dari lampu tepat di atasnya menyilaukan indera penglihatannya. Ia mengedipkan beberapa kali matanya untuk menyesuaikan cahaya.

"Uhuk... Uhuk..." Batuknya tiba-tiba.

"Oh kau sudah sadar?"

Yeji tau betul itu suara siapa. Walau tak melihat wajah tapi ia kenal dengan suara familiar itu.

Nona Hwang, Ibu dari Hwang Yeji itu mendekat ke ranjang anaknya. Niatnya ingin membantu sang anak duduk langsung di tolak mentah-mentah oleh Yeji.

"Untuk apa kesini?" Tanya Yeji malas.

Nona Hwang berbicara sambil membenarkan letak Jas Branded nya, "pihak sekolah menelpon, katanya kau pingsan di kelas tiba-tiba."

Yeji menatap dinding di depannya kecut. Tiba-tiba kata mereka? Apa cctv di dalam kelas tidak menyala hingga mereka mengatakan itu tiba-tiba?

"Tidak perlu repot-repot merespon, cukup katakan kalau anda tidak di Korea. Lakukan seperti biasa." Ucap Yeji dengan aura dingin.

Nona Hwang terkekeh pelan, "kau pikir saya rela melakukan ini? Kalau tidak wali kelas mu terlalu berisik saya juga tidak ingin di sini. Lebih baik saya menepati janji makan siang dengan Kepala Dewan."

Ucapan Ibunya benar-benar membuat jijik. Secara tidak langsung wanita berumur itu membicarakan betapa murahnya dia.

"Lalu mengapa masih disini?"

Nona Hwang meraih tas kulit mahalnya ia memakai kembali sarung tangan trendy nya kembali, "saya pamit kalau begitu. Katakan pada wali kelas mu untuk tidak menelpon jika tidak penting, ah! Kalau bisa jangan hubungi ku."

Sepeninggalan Nona Hwang, Yeji menatap jam di tangannya. Masih ada satu mata pelajaran lagi untuk mengakhiri waktu sekolah.

Pelan-pelan ia turun dari ranjang Unit kesehatan sesekali menahan ulu hatinya yang nyeri.

Berjalan pelan di lorong angkatannya, kini kelasnya sudah berada di depan mata hanya tinggal menarik pintu dan masuk.

Drrrkkk

"Permisi, Saem maaf saya terlambat." Ucap Yeji menarik banyak perhatian.

Lee Saem, guru yang mengajar di jam terakhir melirik sejenak lalu menggerakkan kepalanya sebagai isyarat untuk duduk.

Yeji menutup kembali pintu ruang kelas dan berjalan ke arah kursinya. Ia melihat Jeno yang tengah fokus pada kegiatan mencatat nya, ucapan Yeonjun teringat kembali di otaknya.

"Apa ini?" Ucapnya pelan ketika membuka tas dan mendapati berbagai macam sampah di dalamnya.

Yeji mendengar kekehan dari tempat Yeonjun, tanpa repot-repot bertanya Yeji memilih menghampiri tempat sampah di pojok belakang dan membuang semua sampah itu.

Ia menghentikan kegiatannya saat ulu hatinya kembali terasa nyeri.

"Hwang Yeji kenapa kau tidak mencatat?" Tanya Lee Saem membuatnya terkejut.

Yeji mengabaikan rasa sakitnya ia dengan cepat mengangguk, "ini saya catat, Saem."

Bel pulang berbunyi, Lee Saem mengakhiri pembelajaran dengan tugas individu lalu keluar kelas.

"Yeji!" Panggilan kencang itu bersamaan dengan laba-laba mainan jenis tarantula mendarat di mejanya.

"AAKHHHH!" Pekiknya kaget jantungnya berdetak beberapa kali lebih cepat.

Tidak ada rasa iba, mereka semua tertawa. Termasuk Lee Jeno yang tersenyum meremehkan.

Yeji ingin menangis di tempat, ini terlalu berat rasanya ia ingin mengakhiri semuanya.

Semuanya....

... Termasuk dirinya sendiri.














TBC

Aku mau nanya, kalian lebih suka aku pake bahasa baku atau nggak?

Ini cuma nanya aja sih soalnya aku lebih suka bahasa baku kalo genre fanfic kayak gini. Lebih gimana gitu rasanya.

Anw thank you untuk 1,86k+ pembacanya dan 300 vote nya kalian keren banget.

Happy 100M views YouTube NCT DREAM hot sauce.

Happy Double Million Seller NCT DREAM.

Happy 117M views YouTube Itzy Mafia In The Morning.

Happy 10M followers Instagram Itzy.

Happy 10M followers Instagram Itzy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Good Looking (Jeno x Yeji) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang