31. Jeno & Karina
Jeno menatap Yeji yang tengah berjalan keluar kelas dan beralih menatap barang-barang yang diberikan gadis itu tadi.
Menyadap ponsel dan memasang pelacak. Bagaimana harus ia lakukan?
~~~~
Jam di dinding sudah menunjukkan angka yang mendekati tujuh, dimana sebentar lagi jam tujuh tepat akan tiba.
Namun pria bermarga Lee itu masih menatap benda kecil di atas meja itu.
"Bagaimana aku melakukannya?" Gumamnya frustasi.
"Pasangkan ini di barang yang sering Karina bawa."
Kalimat Yeji tadi kembali terputar di otaknya, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Barang apa yang sering di bawanya?" Lirih nya kebingungan.
Sejenak ia termenung, menatap sembarangan barang yang di tangkap indera penglihat nya. Hingga satu notifikasi muncul melalui ponselnya.
Tangannya terulur ingin meraih ponselnya, tetapi terhenti saat satu ide muncul, dengan cepat ia meraih ponselnya dan menatap benda itu.
"Ponsel. Setiap orang pasti selalu berdekatan dengan benda ini." Ujarnya sambil terus menatap benda tipis persegi panjang itu.
Tak ada satu menit keraguan kembali melanda, "tapi dimana aku menempelkan benda ini?"
Ia memutar-mutar ponselnya mencari tempat yang pas untuk meletakkan barang kecil itu.
Tak butuh waktu lama, matanya terdiam menatap bolongan headset.
"Headset sekarang sudah nirkabel," jedanya, "otomatis lubang ini tidak terpakai." Ucapnya dengan senyum bangga.
Ia dengan cepat memakai jaket Jeansnya dan meraih barang kecil itu lalu pergi keluar apartemen nya.
~~~~
"Eh, Lee Jeno. Ada apa malam-malam datang ke sini?" Suara Nyonya Yoo --- ibu Karina terdengar begitu pintu terbuka.
Jeno membungkuk sedikit untuk menyapa Nyonya Yoo, "selamat malam bibi. Jeno mau ketemu Karina."
"Ya ampun anak muda jaman sekarang, padahal tadi siang sudah bertemu." Ledek Nyonya Yoo.
"Ayo masuk, Karina baru saja pulang les dan sekarang lagi mandi. Kamu tunggu saja di kamarnya." Suruh Nyonya Yoo.
Jeno mengangguk, "Jeno permisi, bi."
Kesempatan emas, seingatnya Karina tipe gadis dengan kurun waktu mandi yang lama.
Tanpa ragu ia membuka pintu dan menutup nya lagi.
Matanya langsung menjelajahi seluruh ruangan Karina, mencari keberadaan ponsel gadis itu.
"Dimana di letakan nya?" Gumam nya mulai mencari.
Ia berdecak pelan saat tidak menemukan ponsel itu sama sekali.
Drrrt
Kepalanya menoleh dengan reflek ke meja belajar yang berantakan begitu mendengar getaran.
"Ini dia!" Pekiknya pelan.
Ia mulai menyalakan ponsel Karina untuk memasang penyadap terlebih dahulu.
Jantungnya berdegup kencang ketika aplikasi penyadap itu masih belum selesai menyalin data. "Sial, kenapa sangat lama."
Tubuhnya bergerak tidak nyaman di tempat, berulang kali ia menatap pintu kamar mandi yang berada di kamar ini.
"Selesai." Ucapnya dengan segera ia mengeluarkan barang kecil yang sering di sebut chip dari sakunya.
Ia melepaskan lem yang sudah ia rekatkan dan mulai memasukan chip itu ke lubang headset.
"Ayolah, kenapa tidak menempel." Gumamnya kesal.
Ia mencoba kembali memasukkan untuk kesekian kalinya, namun barang itu tetap keluar.
Ia memberhentikan sejenak aktifitas nya, menarik nafas dalam lalu berkata, "tenang Lee Jeno, tidak perlu terburu-buru."
Setelah dirasa cukup tenang ia kembali mencobanya, memfokuskan pikirannya pada dua barang di tangannya.
"Ada apa dengan ponselku Lee Jeno?"
Deg!
TBC
Terimakasih sudah membaca 💚💚
Apa jadinya kalo foto ijazah sama raport gua secantik ini?
Foto ini dari kemaren muter-muter terus di penjelajahan Instagram gua. Sumpah cantik banget
Jangan lupa nonton NCT DREAM di weekly idol 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Looking (Jeno x Yeji) [END]
FanficSemuanya berawal dari pemerintah yang mengeluarkan peraturan untuk artis di bawah umur Jeno x Yeji