40. Keluar penjara
Jeno terbangun dari tidurnya, ia menatap langit-langit sel yang sudah ia tempati beberapa bulan terakhir.
Ia tau hari ini adalah hari kelulusan di sekolah lamanya. Dirinya berpikir ia akan melewati hari kelulusan dan merayakan hari dewasa bersama teman-teman nya.
Namun siapa sangka ia malah mendekam di dalam sel ini.
"Hei, anak muda! Kalau sudah bangun, jangan bermalas-malasan. Sini pijat pundak saya." Perintah laki-laki tua. Katakanlah bahwa pria tua itu seperti pemimpin di sel ini, semua takut padanya.
Jeno bangun dari tidurannya, menghampiri pria tua itu dan mulai melakukan perintah yang di ucapkan tadi.
Jam demi jam mulai terlewati, kini suasana mulai terganti dengan suasana malam.
Ia terduduk di dalam selnya, tidak bisa tidur tepatnya. Beberapa dari penghuni sel ini sudah tidur, tetapi ada juga yang masih bangun.
"Tahanan 520, anda kami bebaskan."
Mata Jeno membesar ia dengan segera mengecek nomor yang ada di baju tahanannya. Benar dirinya nomor 520.
Ia bangkit dari duduknya dan menghampiri polisi itu, "t-tapi saya masih ada 4 tahun 4 bulan lagi, pak."
"Anda kami bebaskan, karena ada yang bersedia menjadi jaminan untuk anda." Jelas Polisi itu.
Jeno yang masih bingung hanya diam ketika di bawa keluar dari jeruji besi.
"Jangan sampai kembali lagi, jalani hari-hari mu dengan masa muda mu." Ucap polisi tadi ketika ia sudah keluar dari sebuah ruangan.
Kepalanya hanya mengangguk menjadikan hal itu jawaban. Ia berjalan keluar penjara dan menatap sekeliling dengan bahagia.
"Ehem..."
Kepalanya menoleh dengan cepat ke arah kanan dan mendapati gadis bermata kucing itu di sana.
"Yeji."
Yeji mendekat ia memasukan tangannya ke saku Hoodie nya, "apa kabar?"
"Baik." Jawab Jeno sekenanya.
Lama keduanya terdiam hingga Yeji kembali berbicara, "tidak ada yang ingin kau sampaikan pada ku?"
Jeno terlihat berpikir sejenak, lalu berkata, "selamat atas kelulusan mu."
"Hanya itu?" Tanya Yeji tak puas.
Jeno kembali terdiam, ia menatap Yeji dengan raut bingung. Namun seketika ia teringat sesuatu, "jangan bilang kau menjadikan dirimu jaminan untuk ku?"
"Karena kau sudah melarang ku untuk mengatakan hal itu maka aku akan berbohong," Jeda Yeji "tidak, aku tidak menjadi jaminan untuk diri mu."
Jeno terkekeh pelan di ikuti Yeji.
"Tapi kenapa kau menjadikan diri mu jaminan untuk ku?"
Yeji makin merapatkan Hoodie miliknya, kemudian berkata, "Teokboki! Iya, teokboki. Aku akan membelikan kau teokboki di kedai terpal pinggir jalan."
Jeno terdiam, tidak mengerti dengan ucapan gadis di depannya.
Yeji menatap Jeno dengan tatapan was-was, "kau lupa? Kau berjanji membelikan ku teokboki waktu itu."
Ingatan itu muncul di kepala Jeno, detik kemudian ia kembali terkekeh membuat Yeji heran bukan main.
"Apa ketika di penjara kau salah makan? Kenapa sedikit-sedikit kau tertawa?" Sangsi Yeji.
"Mana mungkin, aku hanya tidak percaya kau masih mengingat itu."
"Aku bahkan masih ingat kalimat pertama yang kau lontarkan untuk ku di hari pertama aku sekolah."
Jeno tersenyum, "jadi kau mengeluarkan ku untuk ini?"
"Kenapa? Kau tidak mau? Kalau begitu, aku akan mengirimkan mu kembali kesa--"
"Tidak. Aku merindukanmu."
TBC
Hahahahahaha Jeno sudah mulai lancar godain anak orang.
Btw, maaf kemarin gak up, catatan ku menumpuk jadi harus di selesaikan sebelum makin banyak dan alhasil kemarin aku ketiduran :(
And now, sambil nungguin rambut aku kering aku up cerita nya :)
Maaf atas keterlambatan aku ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Looking (Jeno x Yeji) [END]
FanfictionSemuanya berawal dari pemerintah yang mengeluarkan peraturan untuk artis di bawah umur Jeno x Yeji