Aku bernama Alzha Alviola. Bulan lalu umurku tepat 23 tahun.
Kutatap diriku di cermin besar berbentuk elips. Mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut dapat kulihat di sana.
Perempuan berbalut gaun pengantin itu adalah ... aku! Astaga! Aku benar-benar telah melepas statusku sebagai seorang gadis!
Aku merasa benar-benar stress sekarang. Mengapa aku stress di hari setelah pernikahanku ini? Bukankah seharusnya bahagia? Oh, asal kau tahu saja, lelaki yang menjadi suamiku sekarang bahkan tak pernah aku cintai.
Lelaki yang telah menikahiku tadi pagi, dia adalah kakak kelasku saat SMA dulu. Tepatnya satu tahun lebih tua dariku.
Sejak SMA dulu, aku telah mengenalnya meskipun dia tak mengenalku. Bagaimana tidak? Lelaki bertubuh jangkung dengan wajah rupawan ini cukup popular di sekolah.
Dan dia terkenal ... playboy! Yap! makhluk yang paling aku benci di dunia ini, P-L-A-Y-B-O-Y. Bahkan temanku saja sempat sakit hati karena orang ini sehingga aku ikut membencinya.
Dan sekarang? Dia menjadi suamiku? Benar-benar tak pernah kupikirkan sebelumnya!
Kembali ku perhatikan diriku di cermin. Malam ini aku merasa jadi seorang putri yang baru turun dari kahyangan, sangat cantik! Apalagi sebelumnya aku tak pernah dandan dengan make-up setebal ini.
Gaya rambutku terlihat sangat menawan dengan ikatan di pinggir dan curly yang mengkilap. Sedikit anak rambut juga menjuntai di sekitar telingan sampai ke pipi, memberi efek segar.
Gaun putih panjang dengan renda di sepanjang garis dada juga membuatku terlihat anggun. Sarung tangan yang menutupi lenganku sampai ke ujung sikut mengingatkanku pada princess cartoon disney.
Ah.. kau benar-benar cantik!, pujiku pada diri sendiri.
"Aah ... kau benar-benar cantik!"
Sontak aku terperanjat kaget mendengar suara yang persis dengan kata-kata di hatiku tadi.
Kubalikan tubuhku, kudapati seorang pria tinggi dengan balutan jas putih tengah menatapku sambil menyenderkan tubuhnya di pintu dan memasukan kedua tangannya ke saku. Aku mendelik sebal.
"Kamu cantik Alzha Alviola ... Ck! Bahkan aku baru mengetahui nama panjangmu tadi pagi." Dia terkekeh seraya menghampiriku.
Pria tinggi itu kini telah melingkarkan kedua tangannya di pinggangku. Ia memelukku dari belakang. Menghembuskan napas geli di leherku. Aroma parfum aftershave yang menjadi ciri khasnya menusuk hidungku. Memberi efek segar dan cool.
Kini ia menatap wajah cengoku di cermin, lalu tersenyum penuh arti.
"Apa yang kau lakukan?!" bentakku sembari mengelak, mencoba untuk melepaskan pelukan itu. Namun apa daya tenagaku jauh lebih lemah dibanding dirinya.
"Apa yang aku lakukan? Kau lupa kalau kita suami istri?"
Pria bernama Azkha itu menautkan kedua alisnya. Perkataannya barusan membuatku memutar bola mata. Sekuat tenaga kulepaskan tangannya yang sedari tadi di pinggangku, mumpung sedang mengendur. Lalu kudorong dada bidang pria itu agar menjauh dariku.
"Ingat tentang peraturan yang kubuat tempo hari! Kau tak boleh menyentuhku, tidur seranjang denganku, atau sekedar menatapku! Paham?!" ujarku dengan nada tinggi dan pelototan yang tajam.
Pria itu malah terkekeh mendengar perkataanku. Tatapan matanya begitu jenaka. Dan itu menyebalkan!
"Siapa yang membuat peraturan aneh itu?" Kini Azkha mencolek daguku genit dan berhasil membuat tatapan membunuh di mataku.
"Tentu saja aku!" jawabku nyolot.
"Tapi aku kan tak pernah menyetujui peraturan bodoh itu, kan?!"
Azkha tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke wajahku dan menatap mataku dengan tatapan yang aneh. Aku tidak sempat mengelak sebab gerakannya begitu cepat. Menatap wajahnya sedekat ini membuat jantungku berdetak hebat.
Kuakui memang Azkha adalah pria yang tampan! Kulitnya putih bersih, bibirnya yang penuh, hidungnya lancip dan tinggi, serta mata dengan bentuk yang tajam dan alisnya yang tebal membuatnya terlihat semakin macho.
Apalagi senyumannya yang menawan. Huh! Pantas saja kalau pria ini menjadi playboy!
"Hei!" Azkha mengibas-ngibaskan tangannya di depan mataku. Menyadarkanku dari lamunanku. Lantas ia tersenyum miring menatapku.
Sial! Rupanya dia sadar kalau aku sempat terpesona oleh ketampanannya.
"Kenapa harus ada peraturan macam itu?" lanjutnya lagi.
"Tentu saja karna aku tidak mencintaimu! Aku tak akan pernah sudi menikah dengan lelaki macam dirimu kalau saja orang tuaku tak memintanya!" Aku mendengus kasar.
"HAHAHA ... memangnya aku mencintaimu?" ucapnya sesaat setelah tertawa keras.
"Dengar, ya ..., aku juga sama sepertimu! Aku dipaksa orang tuaku untuk menikah denganmu. Lagipula aku telah memutuskan pacarku untukmu. Kau harus tahu itu!"
"Itu bukan urusanku!" Aku kembali memfokuskan pandanganku ke cermin di depanku. Lantas melepaskan hiasan rambut–yang bentuknya mirip mahkota–dari kepalaku.
"Dasar kau ini! Sudahlah ... kita sama-sama tak suka. Jadi kita nikmati saja permainan ini sampai perasaan itu muncul!" celetuk lelaki itu dengan napas berat.
"Permainan katamu?! Kau pikir menikah itu adalah main-main?!" bentakku dengan pelototan, lagi. Dia hanya menatapku dengan alis yang bertaut. Aku kembali membentak tanpa memberinya kesempatan bicara.
"Terserah! Dan perasaan itu tak akan pernah muncul!" bantahku, membuat dia terkekeh mendengarnya.
"Sudahlah ... berhenti membuat peraturan macam itu oke?"
"Tidak! peraturan itu harus dipatuhi, titik!" ujarku dengan penekanan pada kata titik.
Azkha nampak berpikir sesaat, lalu kembali terkekeh.
"Baiklah ... aku mengalah. Untuk saat ini aku akan menurutimu. Bye, my wife!" Ia mencium pipiku lalu melangkah keluar dengan angkuhnya, menyebalkan!
Dan apa yang barusan ia katakan? Untuk saat ini? Lalu nanti? Aaahh ... sialan! Benar-benar lelaki ini! Aku harus berhati-hati padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Love White Love
RomanceREPUBLISH Sebagian cerita di-private, follow untuk membaca :) Sinopsis Perjodohan memang terdengar klise! Alzha Alviola-sosok wanita mandiri yang bahkan belum pernah merasakan jatuh cinta-tiba-tiba saja harus menikah dengan Azkha Andrean Jonathan...