24. Orang Ketiga Harus MATI !

8.6K 158 16
                                    

Bar.

Di sinilah aku sekarang. Terakhir kali aku pergi ke bar adalah saat aku SMA, ketika aku mabuk-mabukkan dengan teman-temanku. Begitu ketahuan, aku dimarahi Papa habis-habisan. Wajahku dipukuli Papa habis-habisan. Ck.. kenangan itu.

Saat ini aku sudah meminum dua gelas bir yang aku tidak tahu apa ini bir yang bagus atau tidak. Aku hanya menunjuknya secara asal. Entah berapa banyak kandungan alkoholnya tapi ini sudah membuat kepalaku pening, sedikit lagi pasti aku sudah mabuk. Payah sekali aku ini, tubuhku memang tidak terbiasa dengan benda seperti ini.

Kenapa aku memaksakan diriku datang ke bar? Kau tahu jawabannya ... ini semua karna frustasiku yang sudah melewati batas. Tak kusangka kalau masalah percintaan ternyata jauh lebih rumit dari masalah pekerjaan.

Alzha... Tidak bolehkah aku memiliki istriku sendiri?

Calista berhasil menghalagiku dan menjauhkanku dari Alzha sampai-sampai membuat hubungan kami jadi berantakan. Sekarang lelaki yang entah siapa itu, dia sudah mengambil Alzha dariku. Kurasa mereka punya hubungan khusus sampai-sampai bermesraan seperti kemarin itu.

Bisa apa aku? Apa iya jika aku marah, lelaki itu akan melepaskan Alzha? Apa iya jika aku cemburu, lelaki itu akan memberikan Alzha padaku? Kurasa tidak!

Aku tak punya hak apa-apa untuk melarang Alzha, walaupun notabene-nya aku ini suaminya. Cih.. itu semua karna aku melakukan kesalahan fatal yang membuatku dan Alzha tak lagi bisa saling berhubungan. Aku sudah merusak hubungan itu. Aku menodai kepercayaan Alzha padaku, ya walaupun katanya Alzha tidak mencintaiku.

Tapi karna kesalahan fatal itulah secara tidak resmi aku menghapus status kami sebagai suami-istri. Kenapa aku ini bodoh sekali dalam mengambil keputusan? Bukankah seharusnya aku mengutamakan orang yang aku cintai di atas apapun? Seperti kisah romeo dan juliet yang ... ah, sudah! Lupakan!

Aku menyesal, sangat sangat menyesal. Mungkin kali inilah sesal yang paling dalam kurasakan. Kukira keputusan yang kuambil dulu itu tepat. Kukira karna Alzha tidak mencintaiku maka akupun tidak harus mencintainya juga dan lebih mengabdikan diri demi perusahaan.

Tapi ternyata semuanya salah. Tidak bersama orang yang kucintai adalah hal yang paling menyakitkan. Sekarang bahkan aku tak peduli lagi dengan perusahaanku yang hampir runtuh itu. Bukan karena tidak penting, tapi karena aku sedang menghadapi masalah yang jauh lebih penting–masalah perasaan.

Aku kembali menuangkan bir pada gelasku. Setelah itu kuminum sampai habis tanpa jeda sedetik pun. Walau sebenarnya bir ini tidak enak tapi aku tetap meminumnya juga. Rasa tidak enak ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan perasaanku yang amat sedang tidak enak. Kuharap bir ini akan membuatku melayang dan mengangkat beban dari kepalaku yang sudah terasa berat ini.

Tiba-tiba saja aku mendengar suara bising yang aneh berbarengan dengan orang-orang berkumpul. Entah apa yang mereka saksikan, membuatku penasaran. Aku segera menghampiri kerumunan itu dan ...

ASTAGA!! VIONA??!!

Ada apa dengan perempuan ini? Kenapa dia sampai-sampai jatuh tersungkur seperti itu? Penampilannya acak-acakan. Kurasa dia sudah mabuk melebihi batas. Dia meracau tidak karuan.Aku yakin sekali kalau perempuan ini tidak biasa dengan alkohol.

Ck.. menyusahkan saja dia ini! Mau tak mau aku pun menerobos kerumunan itu dan mengangkat tubuh Viona untuk kubawa ke mobilku. Sial.. double sial! Bukannya hilang masalah, malah sekarang mendapat masalah baru!

***

"AAARRRRGGGGHHH!!! SIALAAAAN!!" geram Samuel sambil mengacak rambutnya yang sebenarnya sudah berantakan.

Tentu saja orang-orang yang berlalu lalang di trotoar menatapnya–yang sedang duduk di bagian depan mobil–dengan tatapan heran. Bahkan para wanita saja mengurungkan niatnya untuk menyapa lelaki tampan–dengan mobil porsche–satu ini. Tapi Sam tak begitu peduli. Pikirannya sedang kacau sekarang. Devil dan angel dalam dirinya selalu saja berperang dan membuat pikirannya semakin kacau balau.

With Love White Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang