Siang ini sangat panas. Apalagi aku sedang berada di dalam mobil bersama ... huh! lelaki bodoh yang menjadi suamiku sejak kemarin. Saat ini kami dalam perjalanan pulang setelah pesta pernikahan megah yang berlangsung sangat melelahkan.
Orangtua kami menyuruh agar kami pulang bersama menuju rumah Azkha. Katanya mereka telah menyiapkan satu kamar pengantin di sana. Apanya yang kamar pengantin! Benar-benar sesuatu yang membuatku takut. Di tambah lagi dengan lelaki ini? Sama sekali bukan lelaki idamanku.
Padahal aku baru saja menentukan lelaki idaman yang akan menikahiku pada saat usiaku yang ke-22 tahun. Lelaki yang baik, sopan, ramah, setia, dan apa yang kudapat sekarang? Sifatnya sama sekali bertolak belakang!
"Kenapa melamun terus?" tanya lelaki itu dengan dahi mengerut.
"Tidak apa!" jawabku singkat setelah menarik napas panjang.
"Apa kita harus jalan-jalan dulu?"
What? jalan-jalan? Seenak jidatmu! Kau pikir aku mau jalan-jalan dengan pria sialan sepertimu?!
"Hei! Kenapa malah diam?"
"Aku lelah dan ingin istirahat. Jadi kita pulang saja."
"Baiklah istriku." Azkha memanggut hormat dan itu membuatku tambah kesal.
***
Sampailah kami di rumah Azkha, tepatnya di rumah mertuaku. Ibu Maria, Mamanya Azkha menyambutku dengan sumringah.
"Selamat datang menantuku sayang! Kamu pasti lelah setelah pesta kemarin, kan?" sambutnya sambil memelukku hangat.
"Ma ... makasih tante," jawabku canggung.
"Lho ... kok tante? panggil Mama dong! Kamu kan menjadi anak Mama juga sekarang." Mama melepaskan pelukannya.
"I-iyaa Mama."
"Naah gitu dong!" Mama Maria tersenyum lebar.
"Nah Azkha, bawa dia ke kamar kalian! Biarkan dia istirahat," perintah Mama pada Azkha yang sedari tadi tertawa kecil melihatku.
Huh menjengkelkan!
"Okay Mom!" Azkha sok berlagak hormat.
Ia lalu menggandeng tanganku sok mesra dan membawaku ke kamar di lantai dua. Huh! Sialan! aku hanya bisa pasrah.
Sesampainya di kamar, aku buru-buru melepaskan gandengan tangannya. Itu membuatku gatal.
"Kenapa, honey? "
What?? Honey katamu?
"Tidak apa!" jawabku ketus lalu menghempaskan tubuhku di sofa yang ada di sana.
"Jadi ... kita mau mulai dari mana?" Azkha tersenyum penuh arti lalu melepaskan kancing kemejanya yang paling atas.
"Apa yang kau lakukan! Jangan macam-macam!" bentakku keras dan aku baru sadar kalau sekarang aku ada di rumah lelaki brengsek ini. Refleks aku menutup mulutku dengan telapak tangan.
"Jangan berbuat apapun!" Kali ini suaraku berbisik namun penuh penekanan.
"Kenapa? Aku cuma mau mengganti bajuku karna ini berkeringat akibat kepanasan tadi!" ujar Azkha sambil tersenyum aneh.
"Huh! Lalu apa yang kau maksud
'mulai dari mana' ?"
"Maksudku, akting kita sebagai suami-istri. Bukankah kau yang memintaku untuk berakting sebagai suami-istri di depan orangtua kita? Jadi ... kita mulai dari mana?" lanjutnya dengan seringaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Love White Love
RomanceREPUBLISH Sebagian cerita di-private, follow untuk membaca :) Sinopsis Perjodohan memang terdengar klise! Alzha Alviola-sosok wanita mandiri yang bahkan belum pernah merasakan jatuh cinta-tiba-tiba saja harus menikah dengan Azkha Andrean Jonathan...