15. Anxious

9.4K 214 0
                                    

Hari ini entah kenapa ada sesuatu yang memenuhi pikiranku. Lagi-lagi aku selalu ingat pada Azkha.

Ck, lelaki itu. Kali ini dia sudah berhasil membuatku merindukannya. Padahal biasanya aku lebih senang kalau dia pergi ke kantor sampai malam, supaya tak ada yang menggangguku. Tapi sekarang entah kenapa aku jadi merindukan keusilannya itu.

Sikap usil dan semua yang keluar dari mulutnya yang kadang-kadang terdengar menjengkelkan. Sekarang aku malah merasa kehilangan saat semua itu tidak ada. Apa aku sudah mulai terbiasa dengan ini? Atau aku sudah menyukainya?

Astagaa.. Alzha.. Alzha.. padahal selama ini kau tak pernah mudah jatuh hati pada laki-laki. Tapi kenapa baru dua bulan bersama Azkha saja kau sudah seperti ini?

Tapi itu tidak buruk. Faktanya Azkha itu kan suamiku sendiri. Memang sudah seharusnya aku mencintainya. Dan ternyata seperti inikah cinta?

Sekarang aku tidak menyangkal lagi kalau orang-orang bilang cinta itu indah. Padahal dulu aku selalu mengganggap hal itu berlebihan dan lebay. Tapi faktanya memang benar. Cinta itu indah.. dan menyenangkan. Selalu membuat jantung berdebar-debar. Merasakan sesuatu yang tak biasa.

Aku senang saat melihat Azkha baru selesai mandi. Dadanya yang bidang dengan rambut basah membuat aura ketampanannya bertambah. Aku akui itu. Apalagi aroma aftershave yang selalu tercium dari tubuhnya, membuatnya lebih maskulin.

Aku senang saat Azkha menanyakan kabarku walaupun ia sedang sibuk di kantor. Itu artinya dia selalu memperhatikan aku kan?

Ditambah lagi rayuan-rayuan Azkha yang tadinya hanyalah omong kosong. Sekarang malah membuatku tersipu jika mendengarnya. Lagi pula Azkha sedikit berbeda. Kurasa kali ini rayuan itu tulus dari hatinya. Tidak seperti rayuannya yang dulu-dulu, gombal dan lebay.

Oke fix. Aku menyukainya sekarang!

Sekarang yang aku khawatirkan , apakah Azkha juga mencintaiku? atau tidak?

Pasalnya, dia itu adalah seorang bos muda yang tampan dan kaya. Dia punya segudang pesona yang mampu meluluhkan perempuan manapun, termasuk aku. Apakah Azkha bisa menjaga hatinya?

Terlebih lagi dia itu dulunya seorang playboy. Senang bermain perempuan. Apa iya dia bisa memberikan hatinya hanya untukku? Aku harus pastikan itu!

Tiba-tiba saja muncul ide dalam benakku. Bagaimana kalau aku sekarang ke kantornya dan membawakan makan siang untuknya?

---

Ideku benar-benar terwujud. Kurasa aku nekat melakukannya. Sekarang aku sedang berada di resepsionis di kantor Azkha. Resepsionis itu tak lagi bisa melarangku. Aku bebas bertemu dengan Azkha kapanpun aku mau.

Aku melangkahkan kakiku menuju lift. Di sana juga ada beberapa karyawan yang kutebak baru selesai makan siang. Mereka menyapaku dengan senyuman. Kurasa mereka mengenaliku pada saat resepsi pernikahan di gelar waktu itu.

Kalau kuperhatikan rasanya Azkha itu sedikit berbeda dengan rekan kerjanya yang lain. Lihat saja, mereka itu berpenampilan rapi dengan kemeja kerja dan dasi. Rambutnya rata-rata pendek serta tertata Rapi. Seperti pekerja kantor pada umumnya.

Sedangkan Azkha, dia tidak selalu memakai baju resmi kalau pergi ke kantor. Tidak kalau tidak ada meeting atau pertemuan. Rambutnya juga gondrong dan ditata sedemikian rupa layaknya anak muda.

Dasar dia itu. Mentang-mentang bos.

Akhirnya aku sampai di lantai 5. Tanpa berfikir panjang aku langsung mengambil langkah lebar menuju pintu ruangan Azkha dan segera membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

With Love White Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang