_Selamat Membaca_
Note : Typo bertebaran dimana-mana, Belum di revisi jadi jika terdapat kesalahan tanda baca, huruf kapital, kata dsb...bisa di tandai di kolom komentar. Terima Kasih
NEW UPDATE
.••••
Vira baru pulang dari rumah Amel. Ibunya memanggilnya dari arah kamar. Vira pun menemui ibunya di kamar.
"Kenapa, Ma?" tanya Vira.
"Ada kabar baik," ucap Bu Mirna.
"Kabar baik apa?" tanya Vira.
"Hutang Mama di Pak Rusly sebesar 2 M sudah lunas," jawab Bu Mirna.
"Hah? Serius?" tanya vira.
"Iya, sudah di lunasi Bu Ranty. Tadinya Mama nolak, takut gak enak. Tapi dia maksa. Sekarang kamu gak perlu lagi ngikutin Amel berbuat jahat. Mama tahu kamu diancam kan?"
"Mama kok tahu?"
"Mama kemarin gak sengaja denger kamu sama Amel lagi ngomong," ucap Bu Mirna.
"Bu Ranty orang yang baik ya," laniut Bu Mirna.
"Iya Ma,"
••••
Setelah pulang dari sekolah, Rafi dan Ahmad menjenguk Billy ke rumah sakit. Mereka masuk ke ruang rawat Billy yang bersebelahan dengan kamar rawat Salma."Bil, kok lo bisa kayak gini," tanya Ahmad.
"Eh, mad. Yang namanya musibah orang kagak ada yang tau," sahut Rafi.
"I-iya sih.."
"Tapi masih ada yang lo rasain gak?" tanya Ahmad.
"Masih sedikit sakit, kan habis operasi," jawab Billy.
"Eh Btw, yang donorin sumsum tulang belakang ke gue siapa? Gue mau bioang terima kasih," lanjut Billy.
Rafi merasa gugup, ia melihat ke kaca pintu, di sana ada Salma yang sedang mengintip, mungkin Salma ingin melihat keadaan Billy, tapi tanpa sepengetahuan Billy, Salma takut nanti Billy malah tidak suka dengan kehadirannya. Salma menggelengkan kepalanya, seolah-olah berkata agar Rafi tidak memberitahukan siapa pendonor itu.
"Eee..pendonor itu gak mau sebutin namanya," ucap Rafi.
"Perempuan atau laki-laki?" Billy bertanya lagi.
"Perempuan," jawab Rafi.
"Lo tau Amel gak? Dia di mana? Kok gak kesini?" tanya Billy.
"Gak tau...tadi juga gak ada di sekolah, di WhatsApp juga gak di baca," sahut Ahmad.
Billy tak sengaja menengok ke arah pintu, dia melihat Salma dari balik kaca pada pintu itu.
Ia mengkerut kan dahinya mencoba memperjelas pandangan nya, benar saya itu memang Salma. Salma menyadari hal itu langsung bergegas pergi."Gue kayak liat Salma," ucap Billy.
"Salma? Enggak ada kok. Lo kayaknya halusinasi," ucap Ahmad.
"Iya bil, lo mungkin salah liat atau lagi halusinasi," sahut Rafi.
"Masa sih gue halusinasi, tapi tadi itu kelihatan nyata banget," batin Billy.
••••
Di Kafe 'Gaul' tempat para kawula muda pambors nongkrong, Ben sedang memikirkan bagaimana cara untuk membongkar kejahatan Amel dan Papanya. Sedangkan Edo? Ah... Dia masih fokus pada makanannya.
"Lo mikirin apa, Ben?" tanya Edo.
"Gue itu lagi mikirin caranya bongkar kejahatannya Amel, gue mau jebak dia biar dia gak aneh-aneh," ucap Ben.
