NEW STORY UPDATE - PART 15
.
• SELAMAT MEMBACA •Hari ini hari minggu, sekolah libur. Billy sedang berada di Rooftop rumahnya, menikmati cuaca yang cerah sambil membaca komik favoritnya.
Billy menutup komiknya, ditariknya nafas dalam-dalam. Ia memandang ke atas, ke arah langit yang berwarna biru terang. Dibayangkannya wajah Salma. Rambutnya yang selalu di ikat dan wangi, rambut terikat saja sudah cantik! Bagaimana kalau diurai.
Matanya indah dengan bulumata yang lentik, bibir yang merah merona, apalagi wajahnya baby face.Bi Atem yang sedang menyapu pun heran melihat majikannya sedang melamun menatap langit,
"Den Billy kenapa ya kok melamun?" batin Bi Atem. Bi Atem membiarkannya lalu pergi.
Tunggu dulu, kenapa Billy jadi mikirin Salma?
"Kenapa gue jadi ngebayangin Salma? Gue kenapa ya?" batin Billy.Billy pergi ke kamarnya lalu bersiap, hari ini ia akan pergi bersepeda, seperti biasanya.
"Mau kemana, Den?" tanya Bi Atem.
"Mau keluar. Nyari udara segar!" ucap Billy lalu bergegas pergi.
••••
Di jalan, ia berpapasan dengan Salma yang juga sedang bersepeda."Salma!" panggilnya. Salma menoleh ke arah Billy. Billy menghampiri Salma
"Hai!" sapa Salma.
"Lo mau kemana?" tanya Billy.
"Enggak kemana-mana, gue cuma sepedaan, jalan-jalan," jawab Salma.
"Kalo lo? Mau kemana?" salma bertanya balik kepada Billy.
"Sama, gue cuma jalan-jalan aja," ucap Billy.
"Btw, lo udah sarapan belum?" tanya Billy.
"Belum,"
"Kita cari sarapan yuk! Di depan situ ada tukang bubur ayam katanya bubur di sana enak," ucap Billy.
"Yaudah, yuk!"
_____
Mereka sampai di penjual bubur itu."Bang, bubur ayamnya dua sama teh anget nya dua," ucap Billy.
"Siap ditunggu ya! Buburnya makan sini atau bungkus?"
"Makan disini," ucap Billy.
Billy dan Salma duduk bersebelahan, aroma tubuh Salma yang harum itu kembali menerpa hidung Billy. Wangi sekali!
5 menit kemudian, bubur sudah siap. Tukang bubur itu menyajikan nya kepada Salma dan Billy.
"Nih! Buburnya udah jadi, siap di santap!" ucap tukang bubur.
"Makasih, Bang!" ucap Billy sambil mencampur bubur ayam nya.
"Lo makan bubur gak diaduk dulu?" tanya Billy.
"Enggak, emang kenapa? Enakan gak diaduk tau!" jawab Salma.
Billy menghentikan tangannya yang sedang mencampur bubur dengan sendok.
"Enakkan kalau diaduk!" ucap Billy.
"Enggak, enak kalo nggak diaduk!"
"Enak di aduk!" sahut Billy.
"Enakan nggak di aduk!"
"Enakan di aduk! Jadi bumbunya nyampur semua," ucap Billy.
"Enakan nggak di aduk, Billy!"
"Eee..ee..e.. sudah-sudah, kalian ini gimana sih masalah bubur di aduk sama gak di aduk kok malah jadi berantem, enakan gak di aduk lah!" sahut tukang bubur.