SEMBILAN

188 146 22
                                    

Note : Belum di revisi, jadi kalau ada keslahan tanda baca, kata dll mohon ditandai

Salma sedang tiduran di kasurnya sambil menulis sebuah diary. Diary itulah yang dijadikannya sebagai tempat untuk mencurahkan isi hatinya, di saat semua orang menjauh dari nya.

Handphone nya bergetar, sepertinya ada chat masuk, Salma membatin. Ia lalu mengecek pesan itu. Pesan itu dari nomor tak dikenal.

+62 857-xxxx-xxx

"Hai Salma, ini gue...Morgan"

"Anda telah memblokir kontak ini. Ketuk untuk membuka blokir"

"Apaan sih, ganggu aja malem-malem, dia dapet nomor whatsaap gue dari mana lagi," decak Salma.

Salma mempunyai feeling bahwa Morgan pasti akan mengganggunya dengan hal hal yang tidak penting. Buang-buang waktu. Salma membatin.
lalu Salma mulai mempersiapkan buku sekolah untuk besok.

•••

Matahari mulai menampakkan sinarnya. Salma berangkat ke sekolah seperti biasanya, saat sudah dekat dengan gerbang masuk sekolah, Salma melihat Amel, Papa nya Amel (Pak Rusly) dan 2 pria misterius yang berpenampilan seperti preman.

Salma penasaran ingin tahu apa yang sedang mereka ber empat bicarakan kenapa mereka harus sembunyi-sembunyi an, apakah mereka akan melakukan rencana buruk terhadap Billy. Salma membatin.

Salma dengan langkah yang amat pelan mulai mendekat, ingin tahu konspirasi apalagi yang direncanakan oleh Amel.

"Tugas kalian nanti adalah menabrak Billy,ini fotonya," ucap Pak Rusly kepada dua preman itu.

"Kalian bisa kan? tanya Pak Rusly.

"Bisa bos, terus nanti kalau udah di tabrak kita lari atau tolongin bos?" tanya Jainudin si preman rambut gondrong.

"Ya lari lah! Ngapain di tolong," jawab Pak Rusly.

"Apa??? ini benar-benar keterlaluan, gue gak bisa diem aja, gue harus bilang soal ini ke Billy," ucap Salma dalam hati.

•••

Billy, Rafi dan Ahmad sedang berada di taman sekolah, mereka sedang saling mengobrol. Tiba tiba Salma datang.

"Billy..." Panggil Salma. Billy sontak menoleh ke arah orang yang memanggil namanya itu.

"Kenapa?" tanya Billy.

"Gue mau bilang suatu hal yang penting sama lo,"

"Apa?" tanya Billy, singkat.

"Amel sama Papanya punya rencana gak baik buat lo," ucap Salma menatap dua bola mata Billy.

"Ini apa lagi? Kemarin lo nuduh Amel, sekarang nuduh bokapnya juga? Ada masalah apa sih lo Sal?" tanya Billy dengan kesal.

"Amel sama Papanya mau nyelakain lo, tadi gue denger Papanya Amel nyuruh dua preman buat nabrak lo, tolong lo hati hati," ucap Salma.

"Emang kita percaya sama lo?" sahut Rafi.

"Please..kali ini tolong percaya sama gue," ucap Salma

"Lo jangan fitnah ya. Amel gak mungkin kayak gitu," ucap Billy.

"Gais, mending kita cabut dari sini, gak tahan gue di sini lama lama liat muka dia," ucap Billy.

Rafi, Ahmad Dan Billy pun pergi. Seketika, raut wajah Salma terlihat khawatir, ia bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Gue pokoknya harus ikutin Billy terus," batin Salma.

••••

Bel pulang sekolang sekolah sudah berbunyi. Berbondong-bondong keluar dari kelas mereka masing-masing.

BIL & SAL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang