༄ Note ༆
•••••••••••••••••••••••••
Jangan lupa klik 'bintang' ya...
Ps : Belum di revisi, jadi jika terdapat kesalahan tanda baca/kata bisa di tandai di kolom komentar.««« Selamat Membaca »»»
~ New Update ~
•••••••••••••••••••••••••Beberapa hari kemudian... Billy sudah bisa bersekolah seperti biasanya.
Pagi itu teman-temannya sudah datang. Tetapi Salma belum juga kelihatan, atau mungkin dia sakit? Biasanya Salma selalu datang pagi."Salma kemana? Kok dia belum datang?" billy bertanya pada Rafi yang bersebelahan dengan bangkunya.
"Salma sakit, itu di meja guru ada surat izinnya," jawab Rafi.
Seharian berada di sekolah tidak ada pelajaran yang masuk ke otak Billy. Entah mengapa ia tidak bisa konsentrasi dan pikirannya selalu mengarah ke Salma. Sepulang sekolah, Billy berencana ingin menjenguk Salma.
••••
"Bil, pulang sekolah lo mau ikut kita enggak?" tanya Ahmad"Enggak deh, gue ada urusan penting soalnya, jadi lain kali aja gue ikut,"
"Oke,"
••••Ahmad sedang berjalan di koridor, tiba-tiba seseorang memanggilnya lalu menyentuh bahunya dari belakang.
"Morgan? Kenapa?" tanya Ahmad
"Ggg..gu..gue.."
"Kenapa?" sela Ahmad.
"Gue boleh tahu alamat rumahnya Salma?" tanya Morgan.
"Buat apa?" ahmad bertanya balik.
"Dia kan yang suka gangguin Salma, yang suka baca puisi sama nyanyi-nyanyi gak jelas. Aha..gue punya ide, sekali-kali gue kerjain aja orang ini," batin Ahmad.
"Alamatnya di jalan sejahtera nomer 3 rumah warna putih," ucap Ahmad.
"Oh...makasih ya," kata Morgan. Morgan lalu meninggalkan Ahmad.
••••
Sepulang sekolah, Billy langsung pergi ke toko buah membeli buah tangan untuk ia berikan kepada Salma saat menjenguknya.Sedangkan Morgan mencari-cari alamat yang Ahmad berikan padanya waktu di sekolah tadi. Ia sudah berkeliling tapi tetap saja tidak menemukan alamat itu, ia pun bertanya kepada seorang petugas kebersihan yang sedang lewat.
"Pak, saya mau tanya. Tau alamat ini enggak?" morgan menyodorkan selembar kertas yang berisi alamat.
"Oh, lurus aja terus ada perempatan belok kiri, terus lurus lagi ada pertigaan belok kanan, terus lurus lagi ada pertigaan lagi belok kiri, jelas kan?"
"Eee...Jelas kok," ucap Morgan.
Akhirnya Morgan menemukan alamat yang ia cari, tapi mengapa aneh? Rumah itu benar cat nya berwarna putih, rumahnya besar namun rumah itu kosong, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Perlahan Morgan masuk di halaman rumah itu.Seorang pria separuh baya memanggil nya dari belakang.
"Dek,"
Morgan menoleh "Iya, Pak?" tanyanya.
"Mau ngapain ke situ?" Pria itu bertanya.
"Mau jenguk teman, Pak. Memangnya kenapa?"
"Lah? Itu kan rumah kosong. Dua puluh tahun tidak pernah ditempati. Sarang setan itu. Salah alamat kali kamu," ucap Pria itu.
"Hah? Yang bener, Pak?"
"Iya, saya gak bohong. Liat aja itu temboknya aja udah lumutan, apalagi jendelanya berdebu. Orang mana yang mau tinggal disitu."