Milenial Cafe tempat nongkrongnya anak muda di Jakarta Barat. Milenial Cafe salah satu cafe hitz di kalangan anak muda maupun para pebisnis sukses.
"Ila. Bawa di meja nomer 1A."perintah salah satu wanita yang memakai seragam kerja.
"Baik kak."nurut Ilana sambil membawa nampan di meja yang di perintahkan.
Meja 1A terletak di ruang VVIP dan ruang itu hanya ada 1 meja besar dan satu meja kecil di pojok jendela.
"Permisi. Americano coffee nya kak."Ilana meletakan gelas dengan hati-hati.
"Hmm,"balas sosok itu.
Ilana mendengus pelan melihat respon pembeli VVIP didepannya, ganteng sih tapi sayang minim ekspresi batin Ilana.
"Kalau begitu saya permisi,"pamit Ilana sambil membungkuk sopan.
"Sebentar, panggil manager mu suruh datang ke ruangan ini."suara berat khas lelaki dewasa menghentikan langkah Ilana. Lelaki itu menatap datar Ilana, Ilana hanya gugup dilihat oleh lelaki berusia 25 tahun itu.
"Ya? Baiklah, sekali lagi saya permisi."
Tak terhitung gadis dengan rambut panjang berwarna coklat itu menghela nafas. Ia kembali berjalan meninggalkan ruangan yang ber atmosfir dingin itu.
"Kak, orang di ruang VVIP minta Kak Fian dateng."ucap Ilana pada pemilik Cafe.
Pemilik Cafe itu adalah mahasiswa aktif di salah satu Univ swasta elit. Alfian Putra Wijaya berusia 22 tahun, lelaki ramah yang pernah menolong Ilana dan menawarkan pekerjaan yang sedikit manusiawi dari sebelumnya.
"Siap. Kamu lanjut lagi ya, kalau capek istirahat di ruang kerja kakak."lelaki itu tersenyum tipis lalu meninggalkan Ilana sendirian.
"ILANA! NGAPAIN NGELAMUN DISITU?!"seru salah satu rekan kerjanya yang seumuran dengan pemilik cafe.
"M-maaf mbak,"Ilana mengambil langkah lebar menghindari rekannya itu.
"Lo itu udah gue ingetin puluhan kali, jangan deketin Alfian. Masih nekat juga."Gadis dengan make up berlebihan itu menarik tangan Ilana kasar.
"Tadi cuma kasih tau boss aja, kalau ada tamu yang ingin bertemu."ujar Ilana sedikit jengah.
Gadis itu menyetak tangannya lalu pergi begitu saja, Ilana hanya bisa mengelus dadanya sabar. dengan langkah santai menuju dapur untuk mengambil minum tapi naas nya terguyur oleh tepung.
"What the...?!"batin Ilana menjerit
Sontak ia melihat sosok pelaku yang telah melakukan hal gila di jam kerjanya saat ini. Ia mendengus kesal karena pelakunya adalah rekan kerja yang seusia dengannya.
Fatma Maulidia, gadis yang memiliki watak keras dan selalu sombong. Ia suka semena-mena apalagi jika ada seseorang yang lebih cantik darinya. Fatma juga salah satu karyawan disini yang menyukai Alfian, pemilik Cafe.
"Lo apaan sih?!"sentak Ilana kesal, baru saja ia berurusan dengan si make up tebal sekarang si sombong.
"Ganjen banget sih lo sama kak Fian!"Fatma mendorong bahu Ilana kasar sampai ringisan keluar dari bibir ranum gadis itu.
"Jam kerja gue udah selesain gue,ga ada urusan sama lo!"Ilana mengusap bahunya yang terkena tangan Fatma.
Ilana pergi dari hadapan gadis ga jelas itu dengan wajah kesal, kaki nya membawa ke loker pekerja.
Ilana memiliki jam kerja jika senin sampai jumat maka ia masuk selepas sekolah dan pulang jam sepuluh malam, tetapi jika weekend maka ia memiliki jam kerja pagi sampai sore jam enam.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELAN'S STRUGGLE (On-Going)
Teen FictionTentang perjuangan sepasang kekasih yang sama-sama terlahir dari keluarga miskin, keluarga yang penuh konflik, penuh tekanan dan keluarga yang selalu jadi bahan ghibahan kampung sebelah. Ilana Zalfa Joseline anak pertama dari keluarga yang kurang ma...