Felan's-Fourteen

27 8 4
                                    

"PANGGILAN UNTUK ILANA ZALFA JOSELINE UNTUK MENGHADAP KEPADA KETUA KOMITE SEKOLAH. SEKALI LAGI, PANGGILAN UNTUK ILANA ZALFA JOSELINE UNTUK MENGHADAP KETUA KOMITE SEKOLAH. SEKIAN TERIMA KASIH."suara siaran radio memekakkan telinga para warga sekolah.

Kelas XI-Science 2 yang semula hening karena pelajaran, Kini ramai berbisik-bisik sambil melirik Ilana.

Miss Shania yang mengajar pelajaran Biologi pun menghentikan pembelajarannya. Ia menyuruh Ilana untuk segera memenuhi panggilan.

"Oke Ilana, sebaiknya kamu segera kesana. Nanti kamu bisa tanya teman sebangku mu lanjutan materi saya hari ini,"titah Miss Shania pada murid kesayangannya itu.

Ilana mengangguk, "Baik Miss," kemudian ia berjalan keluar kelas menuju ruang Komite Sekolah yang berada di lantai 3.

Tok tok tok

Gadis itu mengetuk pintu kayu dihadapannya, "masuk!"

Setelah mendengar perintah dari dalam, ia membuka perlahan pintu kayu tersebut. Mata nya di sambut oleh dua sosok setengah baya.

"Kau Ilana?"tanya salah satu dari orang tersebut. Ia ketua Komite sekolah atau bendahara BIHS, sosok wanita berusia 35 tahun.

"Yes, Miss"jawab Ilana sedikit gugup.

"Duduk kau!"perintah sosok pria setengah baya di samping wanita itu.

Ilana dengan takut-takut duduk di sofa depan mereka berdua, Ia menegakan tubuhnya kaku menghadap mereka berdua.

"Apa kabar Ilana, kau sehat?"tanya wanita itu.

Dia Mrs. Lauren, Ketua Komite sekolah BIHS. Dan di sebelahnya Mr. Gunawan Ardiyanto, sebagai kepala sekolah BIHS yang baru menjabat 1 tahun ini.

Ilana yang di tanya pun menjawab, "alhamdulillah Miss, saya sehat."

Mrs. Lauren mengangguk, lalu tersenyum singkat.

"Baiklah, sekarang akan saya langsung ke intinya."ucap Lauren.

"Kenapa sampai saat ini kau belum bayar uang SPP? Sudah 4 bulan kau menunggak,"lanjutnya.

"Maaf Miss, saya saat ini masih belum memiliki uang. Insyaallah bulan depan akan saya cicil."jawab Ilana dengan suara pelan.

Brak!!

"Ga bisa gitu dong!! Kau itu sudah menikmati fasilitas BIHS selama 4 bulan tanpa membayar, sekarang kau mau minta waktu untuk mencicil? Heh! Enak sekali kau!!"seru Gunawan dengan nada tinggi. Dia tidak terima saat melihat siswa telat membayar uang sekolah.

"Tapi pak, saya memang ga ada uang."balas Ilana.

Gunawan melotot tidak terima,"saya tidak mau tahu! Kau cepat lunasi uang sekolah atau DO."

"Pak Gunawan harap menahan emosi, biar saya yang menangani ini."ujar Lauren menahan amarah sang junjungan.

"Huh!"Gunawan mendengus kesal seraya segera merapikan kemejanya.

"Kenapa kamu belum juga membayar? Apakah orang tua mu tidak memberikan uang?"

"Heemm, o-orang tu-tua saya...,"jawab Ilana terbatah dan terhenti sejenak.

"Orang tua saya kemarin baru membayar uang sekolah dua adik saya jadi saya mengalah sebentar."

Lauren mengangguk percaya, lalu memikiran solusi yang tepat.

"Kamu akan dapat keringanan pembayaran, jika kamu mengikuti Olimpiade bulan depan dan mendapat juara utama."

Deg!

Bibir Ilana terasa kelu, ia tak percaya akan ucapan wanita didepannya ini. Olimpiade bulan depan adalah Olimpiade tingkat internasional yang harusnya di wakilkan oleh ketua Osis mereka.

FELAN'S STRUGGLE (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang