Felan's-Sixteen

12 5 1
                                    

HAPPY READING
__________

VOTE &KOMEN

Dor

Dor

Dor

Gedoran pintu terdengar keras, suara ramai seruan pada pria pria didepan rumah.

"Buka pintu nya!!!"

"....."

Merasa tidak di respon oleh orang rumah, para pria pria itu mencoba mendobrak pintu kayu rapuh itu.

Brak

Pintu kayu itu roboh dan hancur kala tubuh besar para rentenir mendobraknya. Dengan gerak cepat pria pria bertubuh besar itu mencari orang rumah.

Sedangkan di kamar paling depan, kamar milik pasutri paruh baya dua sosok itu terbangun tersentak kaget.

Dengan baju tidur yang mini, Ghania berjalan menuju ruang depan. Ia terkejut melihat gerombolan pria bertubuh tambun di depan pintu rumah nya yang rusak

"YAH AYAH!"teriak Ghania histeris.

Sosok kepala keluarga keluarga keluar kamar setelah memperbaiki pakaiannya. Ia menatap nyalang para laki-laki yang telah merusak rumahnya.

"Mau apa kalian kesini?!"sentak Adit pada  mereka.

Salah satu dari mereka maju satu langkah di depan Adit. Senyum pongah ia tunjukan pada Aditya, tangannya ia julurkan.

"Bayar utang istri lo 50 juta."ujar nya sambil menadahkan tangannya.

Wajah Adit mendatar, ia menepis tangan pria penagih utang itu.

"Mana bukti nya? Lagian kalian ga punya bukti surat nya."

Ketua dari pria itu mengambil kertas di saku nya, lalu menunjukan di depan Adit. "Eisss kami punya, nih nih baca!!"

___________

Nasabah : Ghania Batara

Dengan ini saya Ghania Batara sebagai Nasabah bertanda tangan untuk menaati aturan yang sesuai peraturan yang ada. Saya berhutang 300 juta dengan bunga 10 juta tiap pembayaran selama 6 bulan/cicilan.

Tertanda saya

Ghania

_____________

Wajah Adit menggelap saat melihat nominal hutang sang istri. Ia meremas kertas tersebut lalu membuangnya ke depan.

Dengan kasar ia menarik tangan istrinya, ia mencengkram lengan tangannya kuat.

"Buat apa kamu hutang sebanyak itu Nia?!"tanya Adit penuh amarah.

"A-aku hutang itu untuk investasi ke teman sosialita ku mas!"jawab Ghania dengan wajah ketakutan

"Lalu apa hasilnya?!"

"Dia bilang, ka-kalo bakal cair dua bulan lagi dan itu berlipat ganda 5 kali."

"Hmm"

Tangan Adit terlepas saat mendengar alasan istrinya, ia menghadap para lintah darat haus uang bunga.

"Besok kalian datang lagi. Saya akan bayar cicilannya."

"Tepati janji mu."ujar Adit dingin pada sang istri.

Adit mengambil jaket dan kunci motor di kamar nya, lalu berjalan cepat keluar rumah.

"Mas!! Mau kemana malam malam begini?"tanya Ghania masih sedikit takut pada sang suami.

Adit berdecih pelan, "untuk mencari pinjaman, lalu  Untuk apalagi?"

Dengan motor butut nya Adit menjauh dari area rumahnya yang sempit dan sesak.

Ghania yang masih di depan rumah pun, menghela nafas lega. Lega karena Adit tidak memarahi nya.

"Besuk aku harus minta Ilana uang."

________

Pagi pagi sekali Ilana harus pergi ke-pasar, karena bahan bahan dapur telah habis. Dengan uang yang hanya tersisa 150 ribu ia akan membelanjakan secukupnya.

Dengan tas belanja yang ia lipat rapi, ia telah siap berangkat ke-pasar dekat gang besar sebelah.

"Ilana!"panggil Ghania dengan suara keras.

Ilana yang telah sampai di depan pintu pun berhenti sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah sang ibu.

"Iya buk?"tanya Ilana pada wanita paruh baya tersebut.

"Minta uang seratus."tangan Ghania mengadah ke depan wajah Ilana.

Wajah Ilana mengernyit bingung, "bukannya kemarin sudah buk? Uang Ilana hanya cukup buat bahan dapur minggu ini."jelas Ilana membuat wajah Ghania berubah keruh.

Ghania berdecak sinis, "anak macam apa kamu ini hah? Ga patuh sama orang tua!" Telunjuk menonyor dahi Ilana kasar.

"Maaf buk, tapi uang Ilana cuma cukup bu-"

"YAUDAH SANA PERGI! SAYA GA BUTUH UANG RECEH KAMU!"ujar Ghania kesal sambil mendorong badan kecil Ilana.

Ilana yang terdorong hanya bisa bersabar. Ia melanjutkan niatnya menuju pasar dan melupakan kejadian barusan. Ia tidak ingin membebani otaknya lagi.

Ia mencengklak sepedanya perlahan keluar rumah bertepatan dengan sang ayah yang baru saja datang dengan motornya. Ia hanya diam dan melanjutkan kayuhannya.

Inilah kehidupan Ilana, setiap seminggu sekali ia akan pergi ke pasar saat pagi buta atau menyiapkan kebutuhan untuk keluarganya termasuk kedua orang tuanya.

Bersyukur adik bungsu nya tidak rewel saat ia tinggal. Apa jadi nya jika si bungsu sangat rewel, ia makin kesulitan.

Mata Ilana menatap lurus ke depan dengan kaki yang tetap mengayuh. Bibirnya spontan tersenyum kala melihat sebuah keluarga kecil yang menaiki mobil. Ada sang ayah, ibu, kakak dan adik. Lengkap sudah. Terlihat bahagia dengan tawa mereka.

"Andai aku punya keluarga yang bahagia."

________

Tiga siswi dengan pakaian ketatnya sedang berkumpul bersama sang most wanted sekolah yaitu Gazza dkk.

Mereka Laviona beserta kedua temannya Hazna dan Intan. Yang di juluki Queen BIHS yang bebas melakukan apa saja.

"Beb, mau tas baru dong..."rengek Laviona pada Conan

Conan menarik sudut bibirnya, "bayarannya?"tanyanya.

Laviona tersenyum nakal seraya duduk di pangkuan Conan. Jari lentik Lavi hinggap di rahang lelaki didepannya.

"Seperti biasa beb."

Entah adegan apa yang terjadi di sana, kita hiraukan mereka, kita beralih pada Gazza yang sibuk dengan vape nya.

"Gaz, lo ga gangguin si cupu lagi?"tanya Faino dengan mata yang masih lurus di layar hp.

"Bosen,"jawab Gazza acuh.

"Hikk, yang benar aja!!"kejut Faino yang tak lagi fokus akan ponselnya.

"Lebay lo!!"Gazza menepuk punggung Faino agak keras.

Faino yang mendapat tepukan membalas dengan lirikan tajam. namun, tak di hiraukan Gazza.

"Sakit bangsat!"

Mereka berdua beradu mulut tanpa peduli Conan yang tengah beradegan 18+

"Cape gue punya temen kek gini. Bangsat semua,"batin Faino tanpa mengaca

_________
_________

Haii aku balik nih👋
Mulai chapter depan, aku bakal slow update
Tapi tetep on-going kok☺️

Tungguin next chap nya yaa

FELAN'S STRUGGLE (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang