Tentang perjuangan sepasang kekasih yang sama-sama terlahir dari keluarga miskin, keluarga yang penuh konflik, penuh tekanan dan keluarga yang selalu jadi bahan ghibahan kampung sebelah.
Ilana Zalfa Joseline anak pertama dari keluarga yang kurang ma...
Kurang lima menit lagi bell sekolah akan berbunyi, gerbang tinggi punya BIHS akan di tarik perlahan.
Tin tin
Dengan kecepatan sedang mobil mewah menerobos masuk, semua murid yang masih berada di tepi melongo melihat mobil BMW M8 CoupeCompetition memasuki area parkir.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wih itu beneran Felix
Berdemage sekali si Felix
Anjir sultan bener nih anak baru
Badas gile
Seperti melihat blackcard berjalan
Semua sontak berteriak melihat siapa pemilik dari mobil mewah itu, Felix berjalan dengan wajah dinginnya tanpa melihat orang gabut yang suka bergosip.
"Anjim, anak baru itu kaya juga ternyata,"celetuk Faino menganga tak percaya.
"Halah, mobil gitu doang. Gue juga bisa beli."sahut Gazza menyombongkan diri.
"Nunggu bokap lo korup dulu?"terang Conan dengan blak-blakan. Emang si Conan mulut tanpa filter.
Gazza tersenyum miring,"boleh juga ide lo."sedangkan kedua temannya hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya.
Di lain tempat, Ilana baru saja sampai di depan gerbang melihat semua nya sejak mobil milik Felix memasuki gerbang sekolah. Ilana hari ini memilih naik bus karena sepeda miliknya sedang rusak dan perlu di bawa ke bengkel.
"Jadi lo anak orang kaya Lix? Apa lo bakal jauhin gue?"gumam Ilana menatap miris gerombolan itu.
Ilana semakin sadar dimana tempatnya berada, apalagi ia sadar keadaannya. Jelas yang bisa memasuki BIHS pasti orang berdompet tebal untuk tahun ini. Dan Felix pasti masuk kategori itu karena dia anak baru.
"Hari ini ulangan harian Fisika ya?"tanya Navi membuka topik.
"Iya Navi, awas aja lo minta contekan."ancam Ilana sembari meletakan tasnya tanpa menoleh sedikit pun pada Felix.
"HIYA FELIX, LO TADI KEREN BANGET!"teriak Navi heboh sembari berjalan menuju meja Felix.
Felix hanya menatap dingin Navi yang sibuk heboh sendiri, lelaki itu juga merasa aneh dengan teman bangku nya yang sedari tadi diam. Padahal satu minggu sejak ia duduk disini gadis itu selalu mencari topik untuk mengajaknya bicara. Walaupun hanya tentang pelajaran dan hobi.
"Bisa diam ga? Telinga gue panas,"ketus Felix dengan tatapan yang sama.
Navi mengerutkan bibirnya,"nih diem. Puas kan."kesal Navi duduk dengan menghempaskan pantatnya di kursinya.
