Felan's Eighteen

11 3 0
                                    

"ARGGG!!!"

BRAK!!

PYAR

"Mas! Kamu ngapain berantakin lemari?!!"

Ghania yang baru saja masuk kedalam kamar pun, kaget melihat sang suami terlihat emosi. Dengan langka lebar ia menghampiri suaminya.

"Uang mas hilang!"sahut Adit frustasi.

Mata Ghania melotot kaget mendengar sebabnya.

"Uang?"tanya Ghania lagi,

"Uang buat bayar hutang kamu!"seru Adit sambil bersandar di lemari kayu yang sedikit rusak.

"KOK BISA HILANG SIH MAS!!"teriak Ghania keras, lalu meneguk salivanya takut.

"Mas, kalau kita ga bayar...gimana dong?"Ghania mulai ketakutan.

"Ini pasti ada yang nyuri!"pendapat wanita itu.

"Orang luar ga bakal ada yang nyuri kecuali orang rumah,"sambung adit yang satu pendapat dengan sang istri.

Tiba-tiba satu nama terlintas di pikiran mereka.

Ilana.

Anak sulung mereka yang tadi terlihat membawa tas besar berisi pakaian.

"Anak sialan!!"umpat keduanya marah.

Dengan nafas memburu, Aditya berjalan menuju kamar sang putri. Langkah lelaki paruh baya itu terlihat tergesa-gesa. Wajah memerah marah terlihat kontras dengan tubuhnya yang semakin kaku.

BRAK!!!

"ILANA!! HEH ANAK SIALAN BUKA PINTU NYAA!!!"murka nya sambil mengetuk pintu kayu itu dengan tidak santai.

Kriett

"Ada ap.....AKHHH!!"Ilana yang awalnya berniat membuka pintu malah tersentak kaget dengan tangan kekar yang mencekik lehernya.

"Mana uang saya!!"seru Aditya

"U-uang a...paa? Uhuk!"nafas Ilana semakin sesak karena cekikan sang ayah semakin menguat.

"Keparat!! Mati saja kau anak sialan!!"dengan tanpa perasaan lelaki itu melempar tubuh mungil Ilana.

"Uhuk! Il-lana tidak ta-tau uang ayah."

Dengan masih terselimuti amarah, Aditya berjalan menuju lemari kayu yang sudah lapuk milik Ilana. Dengan kasar ia membuka dan mengacak isi didalamnya. Lalu mata tanpa sengaja melihat amplop coklat yang sama seperti miliknya.

Srekkk!

Lelaki itu membuka isi amplop yang ternyata kosong. Otot wajah nya semakin mengetat.

"KAU!!!"kali ini Aditya benar benar marah. Ia beranjak dari tempat nya menuju ke gudang ke penyimpanan alat-alat lama.

Tak lama kemudian, lelaki paruh baya itu kembali dengan cambuk panjang miliknya.

Aditya menyeringai melihat wajah ketakutan anak pertamanya itu

"Kau-harus saya hukum!"

CTAS!

"SAKIT AYAHHH!!!"

CTASS!!!

CTASS!!!

Tubuh mungil milik Ilana penuh dengan luka cambukan yang sangat nampak, dengan beberapa luka yang benar benar sobek berdarah.

Brak!

Aditya membuang cambuknya dengan santai, ia menatap puas luka luka yang ada di tubuh sang anak.

"Awas aja kamu ambil uang saya lagi!!!"ancam Aditya sambil berlalu pergi.

Ilana memeluk tubuhnya sendiri dengan erat,

______

Dilain tempat, anak kedua dari Ghania dan Aditya itu sedang asik keliling mall menjelajahi toko toko pakaian.

"Mbak, saya mau ini sama ini."ucap Vanda sambil menunjuk baju baju dengan brand ternama.

Setelah menunggu beberapa menit, barang yang ia inginkan sudah berada di tangannya. Uang yang ia bawa pun kian menipis.

"Sial! Uang gue tinggal dikit."umpatnya.

"Tapi gapapa, yang penting baju baru, sepatu baru."senyum Vanda mereka melihat tas tas belanjanya berbinar.

Saat ia melihat lihat isi toko jam tangan milik brand ternama swiss, matanya melihat sosok tegap yang tengah menunggu.

"Oh, my god. Ganteng bangett. Pasti tuh cowok ganteng plus kaya tujuh turunan."ujar Vanda sedikit keras membuat beberapa mata melihat kearahnya.

"Eh eh, tuh cowok liatin gue. Shit! Tuh Anselo kan? Samperin aa...,"ucapnya pede. Ia kemudian tertawa sendiri dengan pemikiran dangkalnya.

Sedangkan di dalam toko jam, sosok tegap itu adalah Anselo Adinata. Ia datang ke toko ini setelah kejadian jam tangan kesayangannya jatuh ketika bertabrakan dengan seseorang.

Dengan jas abu-abu dipadukan dengan kemeja hitam membuatnya terlihat dewasa bukan seperti siswa SMA. Ia bersekolah di SMA Angkasa satu tempat dengan Irvanda.

"Anselooo!!"panggil Vanda keras pada Anselo yang tengah duduk menunggu jam nya di perbaiki.

Anselo yang mendengar itu pun sontak mengalihkan pandangannya dari ponselnya. Di depan pintu masuk toko ia melihat gadis yang sering menguntit nya saat bersama sang kekasih.

"Sial!"umpatnya lirih, tangan besar Anselo mengerat pada ponselnya.

Lelaki muda itu hanya melengos tidak memperdulikan Vanda yang terus menatapnya. Ia saat ini fokus melihat handphone nya yang sedang berbalas chat dengan gadisnya.

Saat Vanda telah berada di depan Anselo, gadis itu hanya diam sambil menatap kagum sosok didepannya.

"Mata lo mau gue colok?!"

"Ey ey jangan dong, entar aku ga bisa liat kamu"

"Cih!"

"Napa sih lo deketin gue?! Jauh jauh sana!"sentak Anselo saat Vanda duduk merapat di sampingnya.

Anselo sontak berdiri, "Pak, Pak!"panggilnya dengan suara keras.

Orang yang bertugas sebagai penjaga tokoh berjalan keluar dengan tegopoh-gopoh.

"Ada apa mas?"tanya orang itu.

"Pak, nanti kirimkan ke alamat ini yaa, Terima kasih ya pak."

Dengan seribu langkah Anselo pergi dari toko jam, menghiraukan kehadiran sosok perempuan yang tidak ia sukai.

"Ihhh, Anselooo!!"kesal Vanda sambil menghentakkan kaki nya.

"Susah banget sih di deketinnya,"gumam Vanda sambil berjalan menyusuri mall.

Kek orang ilang :v

__________

TBC ( ◜‿◝ )♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FELAN'S STRUGGLE (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang