Felan's-Seventeen

20 5 1
                                    

HAPPY READING
______________

VOTE & KOMEN

|||

Aditya Batara adalah sosok lelaki berusia 37 tahun yang bisa di bilang cukup bertanggung jawab. Berkerja serabutan dan kadang pengangguran. Dari keempat anaknya ia paling sayang adalah Irvanda dan yang ke dua adalah anak lelaki pertamanya Irshad. Dan sudah di pastikan ia paling membenci anak sulungnya, entah karena apa. Demi sang istri yang katanya akan melipat gandakan uang hasil pinjaman rentenir, ia rela pinjam kesana-kemari hanya untuk uang cicilan.

"Bang boleh lah pinjem lagi 2 juta,"minta nya pada teman lamanya.

Orang yang ia mintai pinjaman hanya melipat tangannya didepan dada, ia menatap Adit dengan wajah kesal.

"Mau sampai kapan kau pinjam kepada ku melulu?"tanyanya dengan ketus.

"Maap lah bang, tapi ini penting. Dua juta aja bang."wajah Aditya memelas.

Hilang sudah wajah dingin dan keras milik Aditya yang selalu ia tunjukan pada Ilana dan musuhnya.

Sang lawan bicara bergaya angkuh sambil memainkan cincin akik nya.

"Oke lah, tapi jangan lupa kau bayar ya! Kemarin kemarin kau telat membayar!!"

"Maka-"

"Bulan depan harus kau bayar Batara! Kalau tidak ku tambah bunga nya!"ujar sang peminjam sedikit keras. Setiap meminjamkan uang pasti ia kasih bunga 20 persen per pengembalian.

Aditya hanya mengangguk mengiyakan kan, selepas ia pergi dari rumah teman lama nya ia balik menuju rumah hunian miliknya.

Amplop coklat ia lipat dua dan ia selipkan di bawah baju dalam lemari.
Tanpa ia sadari, gerak geriknya terpantau seseorang yang mengintip di sela pintu kamarnya.

"Wih, apa tuh"batin orang itu sambil cekikikan.

_______

Pagi ini Terlihat rerintikkan air menghujam kota metropolitan dari atas gedung tinggi lantai 40 itu. Terlihat lelaki paruh baya berbalut kemeja putih dan jas hitam menatap kaca besar mengarah ke kota lingkungan kumuh.

Dari lantai teratas ini kita bisa melihat dua sisi kota. Lingkungan kumuh nan miskin dan lingkungan bersih nan kaya.

"Bos, data yang kemarin anda minta telah saya kirim ke email anda."ucapan sang asisten membuyarkan lamunannya.

"Hm. Kau boleh kembali,"usir nya.

Lelaki paruh baya berusia 41 tahun itu adalah sang bos besar pemilik nama Bryant group. Sudah begitu banyak sektor yang ia jelajahi, salah satunya pendidikan. And you know, bahwa sekolah yang di tempati Ilana adalah miliknya.

Vincent Bryant adalah namanya, perusahan ia genggam ini adalah usahanya yang ia rintis dari nol. Banyak hal yang ia korban kan dan banyak hal yang ia alami hingga sampai ketitik ini.

"Sial!"umpat nya kala melihat data yang asistennya kirimkan.

Banyak terjadi penurunan persentase pada sekolah yang ia dirikan di negara ini.

"Menjijikan dan benar benar sampah."

Tertera sejumlah uang yang ia kirimkan guna penunjang fasilitas telah di selipkan ke kantong-kantong para petinggi sekolah.

"Apa-apaan ini? Harusnya jumlah anak beasiswa 50 siswa setiap angkatan, kenapa menjadi 20 saja? Dan masih membayar setengah?"batinnya tidak percaya.

Dengan suasana hati yang memburuk ia, menekan tombol interkom.

"Jadwalkan saya ke BIHS minggu besok!"perintah nya mutlak.

"Ta-tapi bos, minggu depan anda ada jadwal ke Dubai dan China."

"Yaudah, Jadwalkan bila agenda saya kosong." Balasnya setelah berpikir panjang.

Agenda sebagai CEO besar sepertinya di susun 6 bulan sekali dan tidak bisa diganggu gugat jika tidak ada hal yang benar-benar urgent.

"Hah, semakin lama saya ke sana, Semakin besar perut mereka."ucapnya sedih.

"Kasian sekali anak-anakku, pasti semakin ringkih dengan petinggi itu."sambungnya.

Bagi nya, semua anak beasiswa adalah anak-anaknya. Karena kebanyakan mereka dari keluarga tidak mampu maupun dari panti. Dan ia pernah merasakannya juga berada di titik nol tersebut.

Sedangkan di lain tempat, terjadi kehebohan di BIHS atau lebih tepatnya di ruang guru.

Beberapa guru berdedikasi tinggi mendapat surat pemecatan secara tidak terhormat dari sang kepala sekolah.

"Anda tidak bisa mengeluarkan kami dari sini tanpa ijin pemilik sekolah pak!"seru salah satu guru yang mendapatkan surat.

Gunawan Ardiyanto sebagai kepala sekolah, tersenyum angkuh sambil melirik guru di depannya.

"Saya punya hak di sini. Dan di situ terdapat tanda tangan resmi dari pemilik sekolah,"ucapnya sombong.

"Saya tidak percaya! Karena pemilik sekolah tidak se-pengangguran itu hingga secara cuma-cuma menandatangani surat ini!"sangkal guru itu.

Bu Widya namanya, guru setengah abad yang berdedikasi tinggi terhadap pendidikan. tidak semudah itu percaya pada orang didepannya. Ia sudah 8 tahun mengajar disini sejak sekolah BIHS belum semaju ini.

Bu Widya beserta teman-temannya yang telah bersama mengajar 8 tahun itu mendapat surat pemecatan setelah melakukan pembelaan terhadap salah satu murid disini.

Dengan wajah mengejek Pak Gun menjawab, "tapi buktinya sudah ada di surat itu."

Sekeras apapun mereka menolak pemecatan ini, karena kekuasaan Gunawan berada diatasnya di dukung bukti surat tertulis.

"Saya akan melaporkan anda langsung kepada pemilik sekolah atas tindakan anda!!!"ujar salah satu guru laki-laki yang masih berusia 30 tahunan.

"Terserah,"balas Pak Gun dengan santai seraya meninggalkan ruang guru yang terasa sempit ini.

Kegaduhan yang terjadi di ruang guru di saksikan oleh beberapa murid yang telah datang lebih pagi. Mereka hanya menatap dengan niat hati yang ia urungkan.

Diantara mereka ada Ilana, Felix dan Gazza dkk. Entah kerasukan apa Gazza dan teman-temannya berangkat lebih pagi hari ini.

"Nah kan apa yang gue bilang kemarin, ada pertunjukan seru disekolah."suara Gazza memecah keheningan mereka.

Faino yang tau maksud dari Gazza pun tertawa ringan, "pasti karna kasus lo kemarin kan, haha."

Gazza mengangguk, "yoi, guru guru sok super hero itu mudah banget gue singkirin. Apalagi murid ga tau diri kayak mereka."sindirnya sambil melirik Ilana dan Felix.

Conan menarik sudut bibir nya, "yah itu lah lo. Anak manja papi!"ejeknya pada sang kawan. Gazza yang mendengar itu tertawa lepas.

"Serah lo aja lah!"

_____________
_____________

Hallo guys akhirnya up juga☺️

Gimana nih? Sudah siap masuk konflik? Konflik ringan kok:)

Buat Pesan untuk

Ilana

Felix

Bapak kepala sekolah kita yang tercinta, Pak Gun.

Atau

Lainnya

Next?

FELAN'S STRUGGLE (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang