"TAEHYUNG!! TIDAAAKK!" Jeongguk berlari menghampiri Taehyung. Dia pun meraih tubuh Taehyung. Menyandarkannya di dadanya.
"Hentikan, kumohon! Aku akan menyerahkannya... Taehyung, bertahanlah... kumohon jangan tinggalkan aku, hm?" Jeongguk memeluk tubuh Taehyung erat. Air matanya pun mengalir tak terbendung lagi.
Hingga Yang Mulia pun menghampiri Taehyung dan Jeongguk, tampak tersenyum puas. Yoongi dan Jimin masih ditahan oleh pengawal Yang Mulia.
"Bagaimana? Masih ingin melawanku? Serahkan padaku!" Yang Mulia menarik tubuh Jeongguk hingga Taehyung terbaring begitu saja di lantai.
"Jangan menyentuhnya, appa!! Aku...tidak akan...tinggal diam kalau appa menyentuhnya!" tutur Taehyung terbata.
"Kau?! Lihat saja keadaanmu, bahkan tubuhmu sendiri pun kau tidak bisa menjaganya, bagaimana mungkin kau akan menjaga orang lain?!"
Yang Mulia masih membawa Jeongguk. Taehyung pun dengan tertatih dia merangkak menghampiri Jeongguk. Jeongguk telah memutuskan untuk menyerahkan mutiara itu, maka Yang Mulia membawanya ke salah satu sudut ruang itu. Yoongi dan Jimin masih berusaha melepaskan diri dari pengawal Yang Mulia. Namun apalah daya, mereka terlalu kuat. Hingga...
Duk duk
Yoongi memukul seseorang yang menahannya dengan kepalanya. Dia pun kembali memukul saat dia sudah terlepas. Dan akhirnya Jimin pun lolos. Dia menyaksikan Taehyung yang sedang merangkak lemah akan menghampiri Jeongguk, dia merasakan sedih. Dia pun berlari menghampiri sahabatnya itu kemudian membantunya berdiri.
Saat Jeongguk dan Yang Mulia akan melakukan ritualnya, tiba-tiba...
Jleb
Sebuah pedang melayang tepat mengenai perut Yang Mulia. Dan dia pun memuntahkan cairan berwarna merah segar. Dan kemudian jatuh begitu saja. Seseorang masuk dalam ruangan itu, bukan pria melainkan wanita. Cantik, dia pun berambut coklat keemasan. Berjalan pelan menghampiri Taehyung dan juga Jimin. Jeongguk yang melihat wanita itu masuk dibuat tertegun.
"Kau tidak apa-apa, Nak?" tanyanya pada Taehyung.
Dengan tersenyum dan tubuh lemahnya dia berkata, "A- aku tidak apa-apa, bi. Terima kasih."
Wanita itu pun berlalu dan menghampiri Jeongguk. Dia tatap lamat-lamat pemuda di hadapannya. Tanpa terasa kedua matanya berembum, dan di detik berikutnya bulir liquid itu mengalir dari kedua sudut matanya. Mendekati pemuda di hadapannya, mengusap lembut pipi pemuda itu.
"Kau sudah sebesar ini rupanya? Maafkan eomma, yang tidak bisa selalu menjagamu, Nak. Eomma terpaksa melakukannya. Seperti yang kau tahu bukan, mutiara abadi selalu diincar oleh orang-orang jahat dan tamak," tuturnya lembut.
"Eomma? Benarkah kau adalah eomma?"
"Uhm...aku adalah Dal Rae, istri Lee Gyeom. Aku adalah eommamu... Kau ingat bukan, aku pernah mengatakan bahwa kau akan tahu siapa aku saat purnama kelak? Dan inilah saatnya, Nak..."
Mendengar penuturan wanita di hadapannya, Jeongguk pun langsung memeluk sosok itu. Dia benar-benar merindukan sosok eommanya. Dia hanya mendengar dari sang appa saat bercerita, dan tidak pernah menyangka, bahwa eommanya masih hidup.
"Eomma...eomma..." panggilnya dengan isakan haru dan bahagia keluar dari bibirnya.
"TAEHYUNG!!" pekik Jimin.
Mendengar nama kekasihnya disebut, sontak membuat Jeongguk melepaskan pelukannya. Berlari menghampiri Taehyung yang kini tergolek lemas ditahan oleh Jimin. Jeongguk merengkuh tubuh Taehyung, memeluknya erat. Dia pun tampak menangis sejadi-jadinya. Bagaimana tidak, bahkan tubuh Taehyung pun seolah tidak ada tulang di dalamnya. Dan tubuh yang dipenuhi dengan darah yang terus mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY CITY: 7 PEARLS
Fanfiction[Eɴᴅ] ❝ Kaukah itu? Seseorang yang selama ini kutunggu ❞ *** Seorang putera mahkota karena sebuah kutukan tidak bisa naik tahta. Bukan karena wajahnya yang buruk layaknya monster tetapi ini membuatnya lebih buruk dan jahat daripada monster. Kutukan...