Taehyung mengecup singkat bibir Jeongguk, mata pria manis itu sejenak terpejam. Membuka matanya sesaat lalu membalas kecupan Taehyung.
"Jadilah kekasihku, Jeoungguk."
"Tapiㅡ bukankah putera mahkota sepertimu biasanya sudah ada seseorang yang kelak menjadi pendampingmu? Seorangㅡ puteri...'kan?"
"Benar. Tapi aku juga bisa memilih dengan siapa aku akan menghabiskan waktuku. Seperti sekarang, bagaimana kalau aku memilihmu? Karena akuㅡ mencintaimu," ungkap Taehyung.
"Tapiㅡ"
"Aku menyukaimu... Jadilah kekasihku, hm?"
"Akuㅡ aku...." Jungkook kembali tidak melanjutkan ucapannya. Wajahnya tampak resah, seperti ada pergolakan dalam batinnya. Dia menatap kembali Taehyung yang masih menatapnya hangat. Manik hazelnya pun belum beralih dari pria manis di hadapannya.
Seolah paham akan kegelisahan Jeongguk, perlahan Taehyung menarik tangannya yang tadi menggenggam tangan Jeongguk. Dan menghela napasnya pelan dan tersenyum setelahnya.
"Baiklah, aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu untuk menerimaku. Sepertinyaㅡ sudah takdirku bahwa aku selamanya akan sendiri. Entah apa yang telah dilakukan oleh pendahuluku sampai aku yang harus menerima kutukan seperti ini. Danㅡ mulai sekarang aku harus mengubur perasaanku padamu, Jeongguk," lirih Taehyung yang masih berusaha untuk tersenyum.
"Taehyungㅡ aku..."
Taehyung tersenyum saat melihat Jungkook yang merasa bersalah, "Aku tidak apa-apa. Danㅡ aku sudah biasa menerima semua ini. Hmm...sebaiknya kau pulang. Ayahmu pasti mencarimu, hm?"
Melihat Taehyung yang seperti ini, sungguh membuat hati Jeongguk sakit. Dia sangat merasakan perubahan sikap Taehyung padanya. Seperti sekarang ini, Jeongguk berniat hendak meraih tangan Taehyung namun dengan halus sang putera mahkota itu menghindarinya. Makin membuat Jeongguk merasakan sakit dalam hatinya.
"Pulanglah, hm? Jaga dirimu dan semoga kita bertemu kembali, entah di kehidupan sekarang ataupun di kehidupan berikutnya. Tapi, aku berharap di kehidupan selanjutnya pun aku tetap jatuh cinta padamu, Jeongguk. Jaga dirimu..." ucap Taehyung dengan senyum getirnya.
"Jangan mengatakan hal seperti itu! Seperti tidak akan bertemu lagi saja," balas Jeongguk. Saat ini, Jeongguk tahu kalau pria di hadapannya itu tengah mengucapkan selamat tinggal. Seharusnya dia yang berpamitan pada sang putera mahkota, namun kenyataannya semuanya terbalik.
"Ha..ha..ha..aku akan pergi saat kau tidak menginginkanku lagi," jawab Taehyung asal. "pergilah...aku harus ke kota mengurus sesuatu," imbuhnya masih menyunggingkan senyuman tipisnya.
Dengan berat hati, Jeongguk pun akhirnya meninggalkan paviliun Taehyung. Tidak ada yang tahu bahwa pertemuannya dengan Taehyung waktu itu adalah pertemuan terakhirnya dengan sang putera mahkota.
Jeongguk kembali ke rumahnya dan di sana sudah menunggu sang appa di halaman rumahnya. Yang tampak tersenyum puas. Yakin ayahnya tahu kejadian sebelumnya, Jeongguk hanya tersenyum tipis saat melewati sang appa.
"Aku sudah melakukan apa yang harus aku lakukan, appa. Meskipun ini sangat menyakitkan untukku," lirihnya meninggalkan sang appa menuju kamarnya.
Jeongguk berbaring dalam ranjangnya menatap langit-langit kamarnya. Untuk beberapa saat dia terdiam, sepertinya dia mengingat kembali awal pertemuannya dengan Taehyung. Di detik berikutnya dia mengangkat sebelah lengannya menutupi wajahnya. Hingga setelahnya tampak bulir bening mengalir dari kedua sudut matanya. Tubuhnya tampak bergetar sepertinya dia menahan tangisnya.
"Aku melakukan dengan benar, bukan? Kenapa sakit sekali? Rasanya sangat sakit saat melihatnya terluka...hiks. Yang kulakukan benar, bukan?" monolognya pelan. Terlalu lama bersedih dan menangis sehingga tanpa sadar Jeongguk pun tertidur. Matanya pun terlihat sembab dengan bekas airmata di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY CITY: 7 PEARLS
Fanfiction[Eɴᴅ] ❝ Kaukah itu? Seseorang yang selama ini kutunggu ❞ *** Seorang putera mahkota karena sebuah kutukan tidak bisa naik tahta. Bukan karena wajahnya yang buruk layaknya monster tetapi ini membuatnya lebih buruk dan jahat daripada monster. Kutukan...