Jungkook masuk dalam lorong sempit diapit dengan dinding batu yang tinggi dan jika telah sampai di ujung tampak sebuah rumah di sana. Sangat asri. Entah sejak kapan tempat itu ada di sana, hal itu membuat penasaran Jeongguk. Perlahan dia mendekati rumah itu, rumah yang di depannya terdapat banyak sekali bunga lotus.
"Tempat apa ini?" monolognya.
Hingga dia mendengar suara dari dalam kolam yang di penuhi bunga lotus.
"Jeongguk ah...Jeongguk...kau kah itu?"
Merasa namanya disebut dia mendatangi arah datangnya suara. Semakin dia mendekati kolam lotus, suara itu makin terdengar jelas. Jungkook berjongkok dan menajamkan kembali pendengarannya hingga tangannya bergerak menuju ke arah kolam. Menyapu pelan air yang ada di dalamnya membuat riak kecil dalam kolam itu.
"Hmm...aku Jeongguk. Siapa kau? Maaf, aku hanya mendengar suaramu."
"Akhirnya kau datang kesini. Dan rupanya kau sudah sebesar ini...kau terlihat sangat sehat."
"Si-siapa kau? Dan...dan bagaimana bisa kau mengenalku?"
"Temui aku sangat bulan purnama nanti, maka kau akan tahu siapa aku. Dan apakah kau telah bertemu dengannya?"
"Siapa yang kau maksud?"
"Putera mahkotaㅡ apa kau sudah bertemu dengannya?"
"Dari mana kau tahu? Sebenarnya siapa kau?" ucap Jeongguk makin penasaran.
Dia menatap kembali sekelilingnya mencari sesuatu di sana. Namun, sepertinya tidak ada manusia di sana. Hanyalah sebuah rumah dan sebuah kolam dengan suara seorang wanita di dalamnya. Ya, suara yang di dengar Jeongguk adalah suara seorang wanita. Bukan wanita muda, mungkin lebih terdengar seperti suara seorang ibu.
"Datanglah saat bulan purnama, maka kau akan bertemu denganku. Dan soal kutukan putera mahkota...meskipun kutukan itu hanya kau yang bisa menghilangkannya, berhati-hatilah..." pesannya.
"Baiklah, aku mengerti. Aku akan kembali saat purnama nanti."
Jeongguk pun akhirnya meninggalkan tempat itu dengan banyak pertanyaan dalam benaknya. Sedikit menengok ke belakang sebelum akhirnya dia benar-benar meninggalkan tempat misterius itu. Dan di sinilah dia sekarang, kembali dalam kamarnya. Sejenak masih tampak raut terkejut dan heran pada wajahnya. Menghela napasnya pelan dan keluar kamarnya, menghampiri ayahnya. Bisa Jeongguk lihat ayahnya tengah sibuk memperhatikan sesuatu, seperti biasa dengan cawan tembaganya.
"Appa..." sapanya pelan karena tidak ingin membuat ayahnya marah karena kejadian beberapa waktu lalu.
"Hmm...apa yang ingin kau tanyakan? Kalau kau ingin menanyakan bagaimana cara menolong putera mahkota, percuma saja. Karena appa tidak akan memberitahukannya padamu," tegasnya.
"Mengapa appa sangat membenci putera mahkota? Apakah appa pernah bertemu sebelumnya hingga membuat appa sangat membencinya dan tak ingin menolongnya?" ucap Jungkook dengan hati-hati seraya menatap lamat sang appa.
"Bukan putera mahkota, akan tetapi paduka raja. Appa sangat membencinya. Dia yang menyebabkan eomma muㅡ" Appa Jeongguk tidak meneruskan ucapannya membuat Jeongguk semakin ingin tahu. Dia mendekati sang appa.
"Apa yang dilakukan paduka raja pada eomma, appa?" tanyanya.
"Karena dia, eommamu harusㅡ"
"Baiklah appa, aku tahu. Tidak perlu appa teruskan lagi. Tapi...berikan aku waktu untuk berpamitan dengannya appa. Karena dia pasti akan mencariku jika aku tidak datang menemuinya," pinta Jeongguk hati- hati.
"Bagaimana kalau kau makin tidak bisa meninggalkannya? Dan kau jadi semakin ingin menolongnya?"
"Aku tidak akan melupakan seseorang yang telah mencelakai eomma, appa."
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY CITY: 7 PEARLS
Fanfic[Eɴᴅ] ❝ Kaukah itu? Seseorang yang selama ini kutunggu ❞ *** Seorang putera mahkota karena sebuah kutukan tidak bisa naik tahta. Bukan karena wajahnya yang buruk layaknya monster tetapi ini membuatnya lebih buruk dan jahat daripada monster. Kutukan...