3 : Kesal

46K 2.8K 330
                                    

Apa kelebihanmu?
Cilla : Mencintai orang yang tak tahu diri

• • •

Tangan Cilla di genggam oleh Valcano dengan erat, kepala gadis itu berada di bahu Valcano. Mereka sedang berada di markas geng Reonus. Cilla cukup sering diajak ke markas geng Valcano.

“Cilla, gue bilangin ya.. Jaga Valcano jangan dirusak. Cowok itu dijaga, jangan dirusak!” kata Seno.

Cilla tergelak.

“Goblok!” Ucap Ciko. “Kebalik basat, seharusnya cewek itu dijaga bukan dirusak, lo punya otak nggak sih?”

“Lo rusuh banget deh, Ko. Mending diem deh nanti kena karma,” jawab Seno.

“Ho'oh,” sahut Avines. “Ngomongnya bikin orang kena sakit liver.”

Ciko menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sering sekali dia di tegur oleh orang-orang karena ucapannya, padahal Ciko sudah belajar untuk mengontrol setiap ucapannya namun tetap saja dia kalau bicara asal ceplos.

“Gue sih udah kebal,” kata Tara sambil menepuk pelan bahu Ciko.

Cilla yang sedari tadi melihat perdebatan mereka hanya bergidik lalu kembali menyandarkan kepalanya ke bahu Valcano. “Aku pengen ngomong sesuatu tapi aku malu.”

“Ngomong aja, gue dengerin,” kata Valcano, namun raut wajahnya terlihat acuh.

“Nggak..”

Valcano melepaskan tautan tangan mereka lalu merangkul bahu Cilla dengan erat, telinganya dia dekatkan ke arah telinga milik Cilla. “Jangan cantik-cantik jadi cewek.” Jeda beberapa saat. “Gue jadi melting.”

Hah? Apa ini? Cilla terperangah mendengarnya, Valcano mengatainya cantik, membuat rona merah di pipinya keluar. Kenapa Valcano bisa seromantis ini kepada dirinya? Sial, Cilla terbang saat ini.

“Valcano! Lo dimana? Gue kangen nih sama lo.”

Sontak, Cilla melihat ke arah pintu markas dimana Messa sedang berdiri disana, menatap ke arahnya tidak suka.

“Aduh, Nyai blorong sama Mbok Rondo mau perang,” sambar Ciko. “Nyai blorong selaku Messong dan Mbok Rondo selaku Cillaiaiaia.”

Seno, Tara, Avines dan Nams tertawa pelan mendengarnya lalu terdiam ketika Valcano berdiri dari posisi duduknya. Mereka melihat apa yang akan dilakukan oleh Valcano.

Valcano membuka hoodienya lalu memberikannya kepada Messa, Messa melongo.

“Pakai, Mes. Baju lo kebuka banget. Selain dingin, nanti lo ngundang hal yang nggak baik,” kata Valcano. Messa tersenyum salah tingkah, sementara Cilla diam menatap adegan kekasihnya dengan gadis lain, perhatian kecil Valcano kepada Messa membuat hatinya terasa di garuk-garuk.

“Hal yang nggak baik apa?” tanya Messa sambil mengambil hoodie milik Valcano.

“Alah, pura-pura bego lo! Lo mau gue perkosa, hah?” Ciko langsung berdiri, Nams dan Tara segera menarik tubuh lelaki itu agar kembali duduk.

“Sabar, Ko. Orang sabar disayang Avines,” kata Nams.

“Basat! Lo kira gue gay heh!” Avines tidak terima.

Sejujurnya Messa sangat kesal dengan Ciko, berkali-kali lelaki itu menyakiti hatinya lewat ucapannya yang super pedas.

“Nggak perlu di dengerin omongannya setan,” kata Valcano dengan rau tenang. “Lo dari mana?”

ValcanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang