33 : RS

31K 2.1K 382
                                    

—Tanpa disadari kita akan kokoh saat terluka dan lemah saat mengenal cinta.—

•••

Di sebuah bangunan kosong, Valcano tengah menunggu Avines datang. Sesuai janjinya di pesta Messa, mereka berdua akan menyelesaikan masalahnya dengan cara laki-laki.

Tak lama kemudian, motor Avines datang. Valcano langsung membuang putung rokoknya dan melepas jaketnya.

Avines menatap mata Valcano yang berjarak beberapa meter darinya. Lelaki itu begitu tenang menghadapi temannya sendiri.

“Lo temen gue bukan?” Tanya Valcano membuka pembicaraan.

“Hm.”

“Kenapa lo ambil punya gue?” Tanya Valcano lagi.

Avines menggeleng lalu menunjuk Valcano. “Lo yang ngelepas, bukan gue yang ambil.”

“Lo tahu kalau hal yang menjadi milik gue.. selamanya bakal milik gue kan?”

“Nggak semua yang udah jadi milik lo, selamanya bakal milik lo. Ada kalanya milik lo bakal lepas, lo bukan Tuhan. Lo hanya manusia biasa.”

“Biasa?” Rahang Valcano mengeras. Tangannya terkepal kuat, siap untuk memberikan pukulan ke arah Avines.

Bagi Valcano, Cilla adalah pelanginya. Tanpa Cilla, Valcano merasa ada yang kurang.

“Lo yang lepas, bukan gue yang ambil.” Avines mengulangi ucapannya, memancing emosi Valcano.

“Bahkan lo nggak peduli dengan Cilla, Val. Lo lebih milih Messa dari pada dia kan?” Lanjut Avines.

“Cukup!” Valcano tak tahan lagi.

Bugh!

Satu pukulan mendarat di perut Avines membuat lelaki itu mundur beberapa langkah karena pukulan tiba-tiba yang dia terima dari Valcano.

“Lo ambil Cilla!”

Bugh!

“Lo ambil hal yang beharga di hidup gue!”

Bugh!

“Kembalikan Cilla ke gue!”

Avines terkapar karena serangan Valcano. Dia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Lelaki itu menetralkan nafasnya yang tersengal-sengal lalu dia berdiri.

Emosi Valcano masih naik, begitu dia hendak memberikan pukulan lagi kepada Avines, Avines sudah lebih dulu menangkisnya dan memberikan pukulan.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

“Balasan buat semua kelakuan lo ke Cilla,” kata Avines.

Kali ini Valcano yang terbaring lemah di atas tanah. Dia menyentuh sudut bibirnya yang berdarah akibat pukulan Avines.

“Lo temen gue, Val. Lo salah jalan, gue bakal ingetin lo..” Avines berjongkok di depan Valcano. “...Lo terluka, gue peduli.” Setelah itu, lelaki itu berdiri. “Nams sama Tara bakal kesini. Sampai ketemu besok, Valcano.”

Avines kemudian pergi dari bangunan kosong tersebut.

“Sial!” Maki Valcano.

•••

“Nggak seharusnya lo panik saat tahu Valcano terluka, Cilla.”

Cilla menatap Jeane. Saat ini mereka berdua sedang berada di restoran seafood. Gadis itu baru saja menemani Jeane mencari hadiah yang bagus untuk King yang akan segera berulang tahun.

ValcanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang