1.13 | natal tahun pertama

1.3K 232 9
                                    

Harry menatap Laurel.

Laurel menatap Harry.

Demi Merlin, Harry tidak peduli lagi. Mata kelabu itu masih sama. Laurel yang dengan pesta minum teh palsunya. Laurel yang membawakannya makanan di kegelapan malam. Laurel yang mengingat ulang tahunnya. Laurel yang dibawanya menjelajah Diagon Alley.

Slytherin hanyalah sebuah asrama sekolah, Profesor Lupin mengingatkannya. Asrama sekolah dengan banyak anggota teroris, ya, tapi pada akhirnya 'Slytherin' hanya sebuah asrama.

"Aku minta maaf," sembur Harry. "Aku tidak bermaksud—aku tidak—"

Mata Laurel penuh harap dan Harry menemukan dirinya sendiri lanjut berbicara. "Aku tidak seharusnya berbuat seperti itu. Aku tidak seharusnya mengendalikanmu dan semua itu. Aku minta maaf."

Ada jeda sejenak, dan Harry tahu Laurel tidak memerlukan penjelasan. Laurel selalu seperti itu, mengerti satu sama lain tanpa perlu menukar banyak kata. Harry tidak bisa dapat menyebut dirinya sendiri mengerti secara pasti perasaan Laurel, tapi dia tahu kata-kata yang benar-benar mereka berdua perlukan.

"Kau adalah Laurel." Bukan sebuah kepemilikan, bukan sebuah ide akan seorang adik yang sempurna. Dia Laurel. Dia keluarganya, dia adiknya, dan dia lebih dari itu. Tapi pada akhirnya, Laurel tetaplah Laurel.

"Dan kau Harry." Yang hanya ingin melakukan yang terbaik untuk semua orang, yang menyayangi adik sepupunya.

"Oke," bisik Harry, lalu memeluk Laurel. Erat.

Sebentar lagi Natal, dan ini pertama kalinya Harry dapat merayakannya dengan Laurel dan teman-temannya sekaligus.

Sirius Black akan membayar untuk mengambil keluarga yang dapat Harry miliki, agar dia tak merusak keluarga yang benar dia miliki sekarang.

***

Laurel sendirian di kamarnya. Dari seluruh asrama Slytherin, hanya dirinya dan Rigel yang tinggal di Hogwarts pada liburan ini. Mereka semua punya rumah yang menunggu.

Laurel bangun di pagi Natal menemukan setumpuk hadiah di kaki tempat tidurnya. Laurel hanya mengirim permen dan cokelat untuk teman-temannya dan Harry, tidak mengharapkan untuk mendapatkan banyak hadiah untuk dirinya sendiri.

Gadis kecil itu tersenyum ketika membuka paket sweter dari Mrs Weasley, berwarna pastel dengan huruf 'L' besar dengan ukuran yang kali ini pas untuknya. Ada kotak Honeydukes dari si kembar Weasley, yang mengejutkan Laurel secara dia tidak tahu si kembar akan mengingatnya. Rigel dan Lyall memberikannya syal dan sarung tangan tebal. Bungkusan dari Harry berisi pena bulu bagus dengan botol-botol tinta warna.

Masih ada satu hadiah lagi. Laurel membukanya kartunya,

Tidak adil untuk menyalahkanmu atas sesuatu yang tidak dapat kau kendalikan, seperti status darahmu.

Selamat Natal.

Temanmu, 

Astoria Greengrass

Merobek bungkus hadiah itu, jari Laurel menyentuh kain lembut berwarna biru tua. Perlahan Laurel mengeluarkannya, menemukan sebuah jubah luar indah yang tampak berukuran pas untuknya.

Kagum, Laurel menelusuri bordir indah jubah itu dengan ujung jarinya, mengagumi kecantikan jubah itu.

Valentina Nott pernah sekali melihat jubah standar Laurel dan mendengkus, lalu memulai percakapan keras-keras dengan Stacey Gibbon soal perbedaan kualitas pakaian yang dibeli di Madam Malkin's dan toko kelas atas.

Percakapan itu cukup untuk Laurel melihat bahwa jubah yang dipegangnya tidak dibeli di Madam Malkin's. Pakaian itu dibuat secara kustom, dengan kain tebal mahal yang nyaman di kulit dan hiasan yang ditisik dengan tangan.

Castaway || A Harry Potter FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang