Harry sebenarnya agak takut ketika melihat Laurel dengan Malfoy barusan.
Pertama kali melihat Laurel, Harry tidak terlalu menyukainya karena ekspresi di wajahnya. Laurel punya ekspresi alami yang menyebalkan. Mulutnya yang kecil dan matanya yang lebar membuatnya terlihat merendahkan dan sok.
Saat Laurel dan Malfoy berhadapan seperti tadi, Harry terasa seperti dihantam kereta karena merasakan kemiripan mereka. Kecuali warna rambut yang sama, mereka berdua sama sekali berbeda, atau itu yang Harry pikir selama ini. Wajah Malfoy terkesan runcing dan pucat sedangkan wajah Laurel lebih bulat dan lembut, dengan rona kecokelatan yang sehat.
Namun, melihat kilau berbahaya dan mau menang di mata Laurel saat menatap Malfoy tadi, meski dengan wajah sama sekali berbeda ... Laurel kelihatan seperti Malfoy.
Harry penasaran apa Laurel tahu betapa merendahkan dan mengejek ekspresi wajahnya bisa terlihat.
Hari-hari berlalu dengan cepat. Laurel menahan Harry agar tidak menghabiskan uangnya terlalu cepat, sebagus apa pun barang yang dilihatnya.
Barang paling bagus yang dilihat Harry tiba di toko Peralatan Quidditch Berkualitas satu minggu sebelum sekolah dimulai, saat Diagon Alley sudah mulai ramai dengan banyaknya murid-murid yang berbelanja untuk keperluan Hogwarts. Sebuah sapu jenis baru yang disebut Firebolt dipajang bangga di etalase toko.
Setiap helaian sapunya dipilih secara khusus dan gagangnya dipoles indah mengilap. Sapu tersebut merupakan yang terbaik yang pernah ada dengan standar pertandingan Quidditch internasional. Lajunya cepat lebih dari apa pun. Harry menginginkannya, tapi bahkan tanpa Laurel memberitahunya dia sudah tahu bahwa membelinya akan menyia-nyiakan uang. Dia belum pernah kalah dengan Nimbus 2000-nya selama ini, dia tidak perlu sapu baru.
"Paling tidak," kata Harry pada Laurel sekaligus untuk menghibur dirinya sendiri, "dengan harga semahal ini bahkan ayah Malfoy pun tidak akan bisa membelikan sebuah sapu untuk semua anggota tim Quidditch Slytherin."
"Ayah Malfoy melakukan apa?" Sebuah kikikan geli sekaligus tidak percaya lolos dari mulut Laurel.
"Tahun lalu," Harry memberitahunya. "Malfoy membelikan semua anggota tim Nimbus 2001 baru."
"Itu gila."
"Aku tahu," Harry ikut tertawa. "Dan aku yakin Malfoy sudah punya Nimbus 2000 di rumahnya meski dia belum boleh membawanya ke sekolah pada tahun pertama. Dia hanya mau pamer kekayaannya, membelikan semua orang seperti itu."
"Dari cerita-ceritamu aku nyaris yakin semua Slytherin jahat," komentar Laurel.
"Mereka semua jahat," Harry meyakinkannya.
"Masa, sih? Tidak mungkin kan semua dari mereka seburuk itu?"
"Percayalah, Laurel," napas Harry terdengar jelas. "Mereka lebih buruk dari yang kuceritakan."
Mereka bertemu dengan Dean Thomas dan Seamus Finnigan, juga sedang mengagumi Firebolt. Lalu Neville Longbottom yang asli, meski Harry tidak berbicara dengannya, hanya menyikut Laurel dan menunjuknya dari jauh. Neville sedang dimarahi oleh neneknya yang galak.
Mereka pergi ke Flourish and Blotts beberapa kali lagi, Laurel masih mau membaca-baca meski dia menolak ketika Harry menawarkan untuk membeli beberapa buku baru ("Untuk apa, Harry?Bahkan penjaga toko pun tidak keberatan aku menumpang lihat-lihat.").
Tertangkap oleh Harry buku pertanda kematian. Dan di sampulnya ...
Hewan yang dia lihat malam saat dia kabur dari Privet Drive bukan pertanda kematian, 'kan? Itu tidak mungkin, mungkin hewan itu hanya seekor anjing yang tersesat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Castaway || A Harry Potter Fanfiction
Fanfic[ON GOING - YEAR ONE] Laurel ditarik masuk oleh sepupunya, Harry Potter, ke dalam dunia sihir dan mendapati bahwa hidupnya telah berpusar pada Harry Potter, Albus Dumbledore, dan Lord Voldemort bahkan sebelum dia mengetahuinya.