1.1 | hogwarts

2.7K 506 76
                                    

"Potter, Granger!" panggil Profesor McGonagall. "Ikut aku."

Harry menukar pandang dengan Hermione dan Ron, menghentikan langkah mereka. Ketiga anak itu sedang mengikuti arus anak-anak lain ke Aula Besar. Harry tidak tahu apa yang menyebabkan dia dipanggil, dia tidak mungkin sudah terjerat masalah kan?

"Tidak perlu secemas itu, aku hanya mau bicara di kantorku." Sang profesor mendekati mereka. "Weasley, kau jalan terus."

"Profesor," Harry agak terengah mengikuti di belakang kepala asramanya. "Adik saya akan diseleksi sebentar lagi ...."

"Nanti, Potter," kata McGonagall tegas dan Harry menutup mulutnya, dengan khawatir memikirkan akan melewatkan seleksi Laurel.

Harry dan Hermione berjalan mengekori McGonagall naik tangga dan menyusuri koridor sampai akhirnya masuk ke ruangan dengan perapian menyala. Harry dan Hermione disuruh duduk.

"Profesor Lupin mengirimkan burung hantu untuk memberitahukan kau sakit di kereta api, Potter."

Harry merasakan wajahnya memerah. Dia tidak sempat menjawab karena terdengar suara ketukan pintu dan sedetik kemudian Madam Pomfrey dari sayap rumah sakit memasuki ruangan.

"Saya tak apa-apa," kata Harry agak terbata-bata.

"Oh, kau rupanya!" seru sang matron, mengabaikan ucapan Harry barusan dan langsung bergerak memeriksa Harry. "Apa kau baru saja melakukan sesuatu yang berbahaya? Lagi?"

"Gara-gara Dementor, Poppy." Suara Profesor McGonagall mencela.

"Memasang Dementor di sekitar sekolah," gumam Madam Pomfrey, mendorong rambut hitamHarry ke belakang dan meraba dahinya. "Dia bukan orang pertama yang pingsan. Ya, berkeringat. Sungguh mengerikan, Dementor, dan efeknya pada orang-orang yang rapuh ...."

"Saya tidak rapuh," cetus Harry jengkel.

"Tentu saja tidak." Madam Pomfrey kini memeriksa suhu Harry.

"Apa yang diperlukannya?" tanya Profesor McGonagall. "Istirahat di tempat tidur? Menginap di rumah sakit?"

"Saya tidak apa-apa!" seru Harry ngeri, meloncat bangun. Bukan saja dia tidak akan melihat proses seleksi Laurel, Malfoy tak akan berhenti-henti meledeknya soal menghabiskan malam pertamanya kembali ke Hogwarts di rumah sakit.

Madam Pomfrey mencoba mengecek mata Harry. "Dia harus makan cokelat, paling tidak."

"Saya sudah makan cokelat, diberikan Profesor Lupin," kata Harry cepat-cepat. Mengabaikan cerocosan senang Madam Pomfrey tentang memiliki guru yang tahu tentang obat, Harry langsung bertanya pada McGonagall, "Boleh saya pergi? Bisa jadi seleksi sudah dimulai sekarang."

"Tunggu sebentar di luar, Potter. Aku ingin berbicara dengan Granger dulu."

Harry keluar bersama dengan Madam Pomfrey yang langsung berjalan kembali ke sayap rumah sakit. Harry gelisah, rasanya lama sekali McGonagall berbicara dengan Hermione meski dia tahu paling-paling tidak sampai dua menit ketika Hermione keluar diikuti sang profesor. Wajah sahabat Harry itu berseri-seri.

Harry tidak sabar lagi. Dia harus mengerahkan seluruh pikirannya agar tidak berlari kembali ke Aula Besar. Seleksi pasti sudah dimulai sekarang.

***

Profesor Flitwick, seorang-laki-laki pendek dengan wajah ramah, menyambut mereka di Hogwarts. Anak-anak kelas atas yang naik kereta kuda sudah sampai. Anak-anak kelas satu diminta untuk menunggu di depan pintu Aula Besar.

Rigel berdiri di sebelah Laurel. Tidak ada yang berbicara, semuanya berwajah tegang.

Ketika akhirnya pintu Aula Besar terbuka, mereka langsung berderap masuk sebagai satu kesatuan, semua anak awalnya berusaha sebisanya agar tersembunyi di kerumunan, tapi perhatian mereka semua dengan cepat direbut oleh kemegahan aula itu. Obor berbaris di sepanjang dinding, empat meja panjang, ratusan lilin yang melayang di udara, dan langit-langit yang seakan terbuka ke langit asli, dengan awan gelap dan bintang-bintang berkedip gemerlap.

Castaway || A Harry Potter FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang