0.8 | leaky cauldron

2.8K 523 47
                                    

"Kenapa kau tak bilang kau ini siapa, eh, Neville?" tanya Stan. "Dan kau Hannah, siapa nama aslimu, Albus Dumbledore?" Stan terkekeh mendengar leluconnya sendiri.

"Ruang pribadi, tolong, Tom," Fudge berkata dengan tegas pada si penjaga bar.

Harry didorong Fudge ke lorong belakang. Sang Menteri Sihir tidak berkomentar apa-apa melihat Laurel yang terus mengikuti mereka. Harry harap masalah apa pun yang menjeratnya tidak akan mempengaruhi Laurel sama sekali.

Mereka masuk ke dalam suatu ruang kecil di belakang bar. Fudge menyalakan api dalam sekejap, menunjuk sofa di dekat perapian. "Duduklah, Harry."

Laurel, meskipun tidak disuruh, ikut duduk di sofa sebelahnya. Gadis kecil itu tampak tertarik pada beratus-ratus hal pada saat bersamaan, matanya terbuka lebar bergerak cepat antara satu benda ke benda lain, lebih dari satu kali hinggap di Fudge, sang Menteri Sihir itu sendiri.

Lengan Harry yang terbuka terasa dingin meskipun dia berada di sebelah perapian.

"Aku Cornelius Fudge, Harry. Menteri Sihir."

Harry tentu saja sudah tahu ini. Dia pernah melihat Fudge sebelumnya, dari balik selubung Jubah Gaib-nya di pondok Hagrid pada tahun pertamanya di Hogwarts. Laurel hanya mengedipkan matanya sekali mendengar ucapan Fudge.

Tom si penjaga bar masuk membawa tiga cangkir dan seteko teh panas, serta kue-kue, meletakannya di meja antara Harry dan sang Menteri Sihir.

"Nah, Harry," kata Fudge, menuang teh, "kau membuat kami semua panik, tak ada salahnya kuberitahu. Kabur dari rumah bibi dan pamanmu seperti itu! Aku sudah mengira ... tapi kau selamat, itu yang penting."

Jantung Harry berdetak keras sekali. Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah dia baru saja melanggar hukum? Laurel di sebelahnya memiliki kilau itu di matanya lagi, dan Harry tahu dia sedang menyerap semua hal yang diterimanya dan berpikir secepat mungkin.

Fudge mendorong piring kue ke arah Harry dan Laurel.

"Makan, Harry, dan kau juga." Fudge tersenyum agak lelah pada Laurel. "Kalian kelihatan lelah sekali. Kalian akan senang kami telah membereskan urusan penggelembungan Mr Vernon Dursley, Dua anggota Departemen Pembalikan Sihir Tak Sengaja sudah dikirim ke Privet Drive beberapa jam yang lalu. Ingatan Mr Dursley dimodifikasi sedikit agar kejadian itu tak menimbulkan trauma pada sihir."

Benarkah dia baru menggelembungkan Paman Vernon beberapa jam yang lalu? Rasanya sudah seperti beberapa hari.

Harry membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tapi tak ada yang keluar. Dia nyaris tak percaya apa yang terjadi. Apa dia dimaafkan? Apa dia kena masalah yang sangat besar? Kenapa Menteri Sihir menemuinya secara pribadi, malam-malam begini?

"Bagaimana reaksi ... orang tuaku?" tanya Laurel.

Fudge memandang ke arahnya, sebelum berdeham dan menoleh pada Harry. "Mereka bilang mereka menerimamu musim panas yang akan datang, Harry. Dan sebelum aku lupa, ini," dia menyerahkan sebuah amplop pada Harry. "Dari bibimu."

Harry membukanya penasaran, melihat beberapa lembar uang pound di dalamnya, uang Muggle paling banyak yang pernah dipegangnya seumur hidup. Harry menutupnya kembali segera. "Ini bukan untukku," katanya. "Ini punya Laurel untuk peralatan sekolahnya. Bibiku tak akan memberikan apa pun untukku." Ada keheningan tidak mengenakkan sesaat. "Bagaimana dengan Laurel?" tanya Harry kemudian. "Apa kalian akan mengembalikannya ke Privet Drive?"

"Aku akan bersama Harry," kata Laurel tanpa jeda sama sekali.

Harry memandang Fudge penuh harap

"Eh, ya, Harry. Melihat perkembangan belakangan ini, dan juga pendapat dari paman dan bibimu, kami memutuskan lebih baik jika Miss Dursley tinggal denganmu. Kami sudah mengurusnya. Dan, tentu saja, sekarang membawa masalah kita ke di mana kalian akan melewatkan sisa tiga minggu liburan sebelum kembali ke Hogwarts. Kusarankan kalian menginap di sini, Leaky Cauldron, dan-"

Castaway || A Harry Potter FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang