Ketika Harry mengunjungi Sirius untuk pertama kalinya di sel penjara tempat Sirius ditahan sebelum pengadilan dimulai, Sirius mengatakan padanya bahwa Harry boleh tinggal dengannya. Bahwa Harry dapat meninggalkan para Dursley.
Harry terdiam, tercengang. "Benarkah?" adalah pertanyaan pertama yang keluar dari mulutnya. Lalu, "Bagaimana dengan Laurel?"
Sirius tidak mengerti, "Bagaimana dengan Laurel? Bukankah dia sudah—"
Percakapan mereka terpotong oleh seorang Auror yang masuk untuk mengantar Harry keluar. Harry hanya diberikan sedikit waktu untuk bertukar kata dengan Sirius dan waktu itu sudah habis.
Yang Harry pikirkan hanyalah dengan fakta bahwa kini dengan ayah baptisnya hadir dan segera akan dinyatakan bebas, Harry benar-benar punya kesempatan untuk meninggalkan rumah para Dursley untuk selama-lamanya.
Namun kini:
"Harry, aku minta maaf," bisik Sirius yang menunduk di depannya, tangannya di pundak Harry.
"Kau bilang—"
"Aku tahu, Harry, aku tahu," kata Sirius. "Maafkan aku. Aku belum bisa membawamu dari sana."
Ucapan Harry terbata-bata. "Kau bilang ... aku bisa pergi dari sana—"
"Oh, Harry." Sirius memeluknya.
Tentu saja. Sirius tak akan bisa membawa Harry pergi dari para Dursley. Janji Sirius sebelumnya terdengar terlalu indah untuk dipercaya, dan memang seharusnya Harry tak pernah memercayainya. Hal-hal sebaik itu tidak terjadi di dunia nyata, dan jelas-jelas tak akan pernah terjadi pada Harry.
"Bukannya aku tidak mau, Harry. Aku menginginkan ini lebih dari apa pun." Suara Sirius juga pecah. "Tapi ini yang terbaik untukmu."
"Tapi kenapa?" Harry bertanya. "Kau baik-baik saja. Kau sudah berada di St Mungo selama sebulan penuh, kau sudah bebas, kau punya uang dan rumah, jadi kenapa tidak?"
"Harry," kata Dumbledore lembut. "Kau tahu kerusakan yang dilakukan oleh Dementor tak bisa disembuhkan begitu saja dalam waktu satu bulan. Sirius membutuhkan lebih banyak waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri. Kau masih boleh mengunjunginya."
Harry terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Tentu saja," dia menyetujui, emosi tersembunyi. "Aku akan kembali ke luar. Laurel mungkin membutuhkanku untuk sesuatu." Dan Harry langsung menyelip keluar dari ruang rawat Sirius, sama sekali tak menoleh ke belakang pada kepala sekolahnya maupun pada ayah baptisnya.
Sirius melirik Dumbledore, tidak senang. "Kuharap kau benar tentang ini," katanya. "Kuharap aku tidak baru saja membuat putra baptisku hampir menangis untuk hal yang sia-sia."
Dumbledore telah menjelaskan semua padanya. Sihir protektif dalam darah Lily, Harry yang harus tinggal di Privet Drive untuk kebaikannya sendiri, dan hubungan Laurel kecil dengan itu semua. Juga bagaimana Harry tidak boleh tahu semua itu sampai Dumbledore menentukan bahwa waktunya tepat.
"Kau tahu aku benar, Sirius. Kau belum cukup kuat untuk bisa menjadi wali yang baik untuknya," ucap Dumbledore lembut.
"Fuck you. Kau tidak tahu kemampuanku lebih baik dari aku sendiri."
Dumbledore hanya tersenyum samar, agak sedih. "Aku mengerti perasaanmu, Sirius. Aku tak menyukai situasi ini lebih dari dirimu sendiri."
"Harry menderita di sana, Profesor, menderita."
"Dan proteksi yang didapatnya dari Lily akan lebih kuat dari perlindungan apa pun yang bisa kita berikan," balas Dumbledore sama tajamnya. "Kita tidak memiliki pilihan lain."
![](https://img.wattpad.com/cover/246885074-288-k192703.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Castaway || A Harry Potter Fanfiction
Fanfic[ON GOING - YEAR ONE] Laurel ditarik masuk oleh sepupunya, Harry Potter, ke dalam dunia sihir dan mendapati bahwa hidupnya telah berpusar pada Harry Potter, Albus Dumbledore, dan Lord Voldemort bahkan sebelum dia mengetahuinya.